InfoKomputer Online | Enterprise, Bisnis, Teknologi, Solusi |
Samafitro dan HP memperkenalkan portofolio printer format lebar terbarunya, yakni jajaran HP PageWide XL Printers, yang menawarkan cetak berwarna sekaligus monokrom berformat lebar yang tercepat di kelasnya.
HP PageWide XL Printers menyuguhkan terobosan baru dalam hal cetak, berkat kemampuannya untuk mencetak berwarna maupun monokrom secara sekaligus pada sebuah perangkat, dengan kecepatan cetak yang tinggi, bahkan mencapai 60% lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis printer monokrom berbasis LED tercepat di kelasnya saat ini.
Printer tersebut juga mendukung reprographic houses, Print Service Providers (PSPs), Enterprise Central Reprographic Departments (CRDs), serta gerai-gerai cetak serta cetakan berbasis Computer-Aided Design (CAD).
Berkat keunggulan-keunggulan tersebut, printer ini juga memungkinkan pengguna untuk membuka peluang-peluang bisnis yang baru, seperti untuk mencetak peta berbasis Geographic Information System (GIS), aplikasi-aplikasi Point-Of-Sale (POS), maupun poster.
"HP PageWide XL Printers mampu menjawab seluruh kebutuhan cetak yang didambakan selama ini, sekaligus menghadirkan pencetakan untuk produksi yang revolusioner, berkat kualitas hasil cetak yang tinggi untuk cetak berwarna sekaligus hitam-putih yang dihasilkannya, dengan kecepatan cetak yang tertinggi di kelasnya, serta biaya cetak yang rendah,” papar Lydia Budianto (Market Development Manager, Designjet, Graphics Solutions Business PPS, HP Indonesia).
Portofolio jajaran produk HP PageWide XL Printer terbaru, meliputi:
- HP PageWide XL 8000 Printer yang menawarkan keunggulan cetak produksi berkualitas high-end dengan kecepatan cetak revolusioner, yakni bisa mencapai 30 D/A1 per menit. Printer ini dilengkapi dengan cartridge tinta berukuran 775 milliliter untuk warna terpisah dengan switching otomatis, serta mampu melayani hingga 6 rol media sekaligus.
- HP PageWide XL 8000 dan 5000 Blueprinters menghadirkan keunggulan cetak dengan beragam ukuran pencetakan, dari kecil hingga menengah, untuk reprographic house dan pencetakan yang tangguh untuk enterprise CRDs dengan volume cetak menengah hingga tingkat produksi yang tinggi, termasuk pula untuk keperluan pencetakan tembus pandang, black-and-white whiteprints, dan digital blueprints. Masing-masing memiliki kecepatan cetak hingga 800 halaman A0 per jam untuk HP PageWide XL 8000 Blueprinters dan hingga 320 halaman A0 per jam untuk HP PageWide XL 5000 Blueprinters.
- HP PageWide XL 5000 Multi-function Printer (MFP) mendukung kebutuhan cetak untuk reprographic house berskala kecil hingga menengah dan enterprise CRDs skala menengah untuk produksi dokumen-dokumen teknis dengan kecepatan cetak mencapai 14 D/A1 per menit. Keunggulan lainnya, printer ini didukung oleh dua buah cartridge tinta ukuran 400 milimeter untuk setiap warna dan dilengkapi kemampuan switching otomatis, serta mampu melayani hingga empat rol media.
- HP PageWide XL 4000 Printer dan MFP mendukung produktivitas cetak yang tinggi untuk kebutuhan pencetakan teknis maupun pencetakan pada gerai-gerai cetak umum, dengan kemampuan cetak hingga 8 D/A1 per menit. Tersedia pula pilihan untuk meningkatkan kecepatan cetak sampai 12 D/A1 per menit jika terjadi penambahan volume cetak atau keperluan untuk peningkatan kecepatan pencetakan.
"Layanan kami akan semakin produktif berkat kecepatan cetak yang ditawarkan oleh HP PageWide XL 8000. Di samping itu, rendahnya biaya cetak warna mampu menjadikan kami semakin kompetitif dalam menyediakan layanan cetak warna seharga cetak hitam putih. Pelanggan juga terhindar dari kekawatiran cetaknya akan luntur karena printer ini menawarkan hasil cetak yang tahan terhadap air,” ujar Hartono Tanuhardjo (pemilik bisnis penyedia layanan cetak Widji).
Seri Printer HP PageWide XL 8000 akan tersedia di pasar mulai September 2015. Perangkat lain yang tergabung dalam portofolio HP PageWide XL akan tersedia secara bertahap mulai Februari 2016.
Melihat tantangan dalam pemrosesan big data yang umumnya dihadapi oleh perusahaan dari industri keuangan dan telekomunikasi, Fujitsu memperkenalkan produk server berkinerja tinggi terbarunya di Indonesia, yaitu Fujitsu Primequest 2800E2 Mission Critical.
Server high-end ini menawarkan kinerja x86 terunggul dan kapasitas memori yang dapat ditingkatkan. Dilengkapi aneka fungsi yang mendukung keberlangsungan tugas-tugas penting dan kritis, server ini memiliki tingkat uptime setara UNIX/system mainframe, tetapi dengan efisiensi biaya khas arsitektur x86.
Spesifikasi teknis Fujitsu Primequest 2800E2 Mission Critical antara lain meliputi delapan buah prosesor Intel Xeon E7-8800 v3 yang menyuguhkan hingga 144 core serta 12 TB DDR4 memory. Dengan demikian, server ini sanggup melahap beban berat di kelas enterprise serta ideal untuk komputasi large-scale in-memory seperti SAP HANA.
Suguhan dukungan sistem operasi Linux dan/atau Windows berstandar global, serta teknologi mutakhir Fujitsu yang andal, stabil, serta kemudahan-kemudahan yang dihadirkannya di wilayah pengelolaan, menjadikan Fujitsu Primequest sebagai platform terbuka paling hemat dan efisien.
Dengan tingkat redundansi luar biasa, Fujitsu Primequest 2800E2 mampu menyuguhkan uptime tinggi sesuai dengan kebutuhan platform enterprise sejati. Saat terjadi kegagalan, jantung server serta system board yang meliputi CPU dan modul memori, langsung dapat dipulihkan kembali dengan sedemikian kilat, sehingga memastikan operasional workload dan penuntasan misi-misi kritis berjalan mulus tanpa kendala.
"Dengan uptime tinggi untuk mission critical, Fujitsu Primequest 2800E2 menawarkan nilai terunggul dengan tingkat ketersediaan yang tinggi berstandar industri x86 sehingga mampu menunjang seluruh kebutuhan perusahaan-perusahaan yang tengah tumbuh pesat,” ujar Made Sudharma (Country Head Application Services, FUJITSU Indonesia).
“Keunggulan-keunggulan Fujitsu Primequest 2800E2 lainnya yang bernilai tinggi terletak pada suguhan tingkat ketersediaan, skalabilitas, dan efisiensi biaya yang tinggi, serta kemampuannya dalam menghadirkan virtualisasi yang bebas risiko, sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan Return on Investment (RoI) sistem IT di perusahaan Anda,” lanjut Made.
Apa sih Alphabet?
Alphabet adalah perusahaan baru yang akan menjadi induk perusahaan Google. Menurut Larry Page, Alphabet dibuat untuk mengantisipasi semakin meluasnya layanan Google yang belakangan merambah ke area lain dan jauh dari bisnis inti Google selama ini.
Lalu, Google ke mana?
Google tetap ada, hanya akan menjadi anak perusahaan dari Alphabet. Google akan berkonsentrasi ke bisnis inti Google selama ini, seperti search engine, Android, YouTube, Maps, dan Google Apps.
Selain Google, perusahaan apa yang ada di Alphabet?
Ada Google X (mengerjakan proyek ambisius Google), Nest (Smart Home), Fiber (layanan internet), Google Ventures (investasi startup), Google Capital (investasi jangka panjang), dan Calico (penyembuhan penyakit terkait usia). Semua perusahaan ini akan memiliki seorang CEO yang nantinya akan melaporkan ke Larry Page sebagai CEO Alphabet dan Sergey Brin sebagai President Alphabet.
Gambaran struktur Alphabet dan perusahaan lain di luar Google
Lalu, siapa yang menjadi CEO Google?
Posisi tertinggi Google akan dipegang oleh Sundar Pichai yang sebelum ini menjabat Chief Product Google. Ditunjuknya Pichai memang tidak mengherankan mengingat jejak prestasi pria kelahiran India ini. Sejak bergabung di Google sejak tahun 2004, Pichai telah berhasil mengembangkan Google Toolbar, Chrome, dan Android.
Kalau mau tahu lebih banyak soal Alphabet, bisa lihat di mana?
Anda bisa mengunjungi situs Alphabet di abc.xyz, namun isinya baru berupa tulisan Larry Page mengenai perombakan organisasi ini. Dalam surat tersebut, Page antara lain menjelaskan alasan berdirinya Alphabet, rencana ke depan, serta tidak adanya efek bagi investor yang kini memegang saham Google.
Bagaimana sambutan pihak terkait, seperti pemegang saham dan karyawan Google?
Jika berkaca pada bursa saham, harga saham Google naik 6% setelah pengumuman ini. Hal ini menunjukkan pasar menyambut reorganisasi ini karena menganggap struktur yang baru membuat Google bisa mengembangkan bisnis intinya tanpa terbebani inisiatif di bisnis lain.
Sedangkan karyawan Google juga antusias. Hal ini bisa terlihat dari testimoni beberapa karyawan Google di Quora. Tanda tanya lebih banyak mengarah di mana posisi karyawan di struktur baru Alphabet ini.
Btw, kenapa situs Alphabet bukan Alphabet.com?
Penyebabnya adalah merek dagang Alphabet telah menjadi milik perusahaan otomotif Jerman, BMW. Oleh BMW, nama Alphabet digunakan untuk anak perusahaan yang menangani layanan transportasi bagi perusahaan.
Namun bentrok nama ini seharusnya tidak menjadi masalah. Sebuah nama yang umum bisa digunakan oleh perusahaan lain selama tidak menimbulkan kebingungan di sisi konsumen. Karena BMW di industri dan Alphabet di industri internet, penggunaan nama Alphabet seharusnya tidak menjadi masalah. Potensi problem baru muncul jika konsep driverless car yang kini dikembangkan Google X menjadi kenyataan di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar