Info Gadget Terbaru Dari Tech In Asia |
Resmi “Cerai” dari Andromax, HiSense Hadirkan PureShot dan PureShot+ di Indonesia Posted: 09 Sep 2015 04:16 AM PDT Setelah pertengahan Agustus 2015 lalu kencang dikabarkan perpisahan Smartfren dan Andromax, hal tersebut digunakan Hisense untuk meluncurkan dua produk terbarunya ke pasar smartphone di Indonesia. Hisense sebelumnya telah lama dikenal sebagai salah satu rekan Smartfren untuk membuat seri Andromax, namun kini mereka tidak lagi meluncurkan produk di bawah bendera Andromax. Dua produk yang hari ini (9/9) diluncurkan adalah Hisense PureShot dan PureShot+. Alasan Hisense tetap membidik pasar dalam negeri, menurut President Director PT. Hisense International Indonesia Stephen Qu menyatakan bahwa perkembangan smartphone masih sangat menjanjikan sehingga tetap yakin untuk bertahan dengan produk lainnya. "Terlebih kerja sama dengan Smartfren telah terjalin lebih dari 4 tahun, membuat nama Hisense bukan lagi dikenal sebagai pendatang baru di pasar," ungkapnya. Hisense Pureshot dan Pureshot+ merupakan smartphone berkemampuan 4G dengan spesifikasi yang tidak jauh berbeda. Dua perbedaan yang cukup mencolok adalah pada ukuran layar dan juga kapasitas baterai.
Pureshot hanya memiliki layar 5 inci dengan baterai berkapasitas 2.200 mAh sementara Pureshot+ memiliki layar dan kapasitas baterai yang lebih besar dengan layar 5,5 inci dan baterai berkapasitas 2.500 mAh. Keduanya memiliki resolusi layar yang sama yaitu Full HD 1280 x 720 piksel. Kedua smartphone dari Hisense dioperasikan dengan OS Android 5.0 Lollipop dengan user interface (UI) buatan sendiri yang bernama Vision UI. Melalui UI tersebut, pengguna PureShot dan PureShot+ akan mendapat fitur Double Tap to Wake, yang dapat mengaktifkan layar dengan cara mengetuk dua kali. Meski menyasar kelas premium, keduanya masih dilepas ke pasaran dengan kisaran harga Rp2 jutaan. Untuk Hisense PureShot dihargai Rp2,7 juta dan PureShot+ di harga Rp3,2 juta. Smartfren tidak khawatir tersalip HisenseMeski tidak lagi memasarkan dengan bendera Andromax, Smartfren tidak lepas tangan begitu saja untuk dua produk ini. Terbukti dengan adanyabundling paket Limitless dari Smartfren seharga Rp60.000 dalam tiap produk. Selain itu, Smartfren juga membantu distribusi dengan menyediakan produk Hisense di galeri mereka yang tersebar di Indonesia. Saat disinggung mengenai kekhawatiran Smartfren akan tersalip di pasar smartphone dalam negeri, Sukaca Purwokardjono, Head of Product Smartfren di acara serupa menjawab bahwa tim tidak khawatir karena Hisense dan Smartfren memiliki target pasar yang berbeda. Ia menambahkan:
Bila melihat pasar yang dituju Hisense telah lumayan sesak dengan para vendor lainnya. Sepanjang 2015, smartphone kelas menengah dengan kemampuan 4G telah diisi dari vendor Samsung dengan Galaxy J5 di harga Rp2,8 juta dan Xiaomi Mi 4i yang juga memiliki harga Rp2,8 juta. Terlebih fitur yang ditawarkan Hisense pada produk tersebut telah dimiliki pula oleh smartphone lainnya. Tentunya ini akan menjadi tantangan bagi Hisense untuk dapat memperoleh pasar setelah lepas dengan Andromax. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Resmi "Cerai" dari Andromax, HiSense Hadirkan PureShot dan PureShot+ di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||||||||
Counterpoint: Dominasi Samsung di Indonesia Makin Tergerus Posted: 09 Sep 2015 01:40 AM PDT Perusahaan riset Counterpoint Technology Market Research hari ini (9/9) mengumumkan hasil penjualan smartphone di kuartal kedua (Q2) 2015 untuk pasar Indonesia. Lembaga riset yang berpusat di Hong Kong tersebut melakukan penghitungan antara segmen feature phone dan smartphone untuk mendapatkan hasil penjualan ponsel di Indonesia. Menururt riset ini, vendor lokal Evercoss menempati peringkat pertama di segmen feature phone dengan total pangsa pasar 18,5 persen. Untuk kategori ini, disusul dengan Samsung sebesar 16,6 persen, lalu Microsoft di posisi selanjutnya dengan 9,6 persen. Vendor lokal lainnya Mito memperoleh poin 7,6 persen di posisi empat, sementara posisi lima diduduki oleh Advan dengan pangsa pasar sebesar 7,3 persen. Sedangkan untuk kategori smartphone, Samsung masih memimpin dengan total pangsa pasar 24,2 persen. Evercoss di posisi kedua dengan angka 14,3 persen, disusul dengan Advan sebesar 11 persen, dan Asus sebesar 8 persen. Menurut Counterpoint, untuk pasar ponsel secara keseluruhan (smartphone dan feature phone), pasar Samsung tergerus sangat signifikan dari yang awalnya 32,9 persen di Q1 2015 menjadi 24,2 persen di Q2 2015. Hal ini terjadi karena semakin maraknya merek-merek yang mengambil segmen smartphone kelas menengah, yang dulu dikuasai Samsung, seperti Asus, Vivo, Oppo, dan Xiaomi. Kamu bisa membaca laporan lengkap Counterpoint di sini. (Diedit oleh Lina Noviandari) The post Counterpoint: Dominasi Samsung di Indonesia Makin Tergerus appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Tech in Asia Indonesia » Gadget. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar