Info Gadget Terbaru Dari Tech In Asia |
- Xiaomi Perlu Mengubah Strategi jika Tak Mau Kehilangan Momentum Tahun Ini
- [HANDS-ON] Oppo F1, Satu Lagi Smartphone untuk Pencinta Selfie
- IDC: Penjualan Smartphone di Seluruh Dunia Tahun 2015 Capai 1,4 Miliar Unit
- Incar Peluang Pasar 4G Tanah Air, Polytron Luncurkan Jajaran Smartphone Zap 6
- Andalkan Baterai Kapasitas Besar, Lenovo Vibe P1 Turbo Meluncur di Indonesia
- CEO Xiaomi: Tahun Ini Kami Akan Kembali Menjadi Startup
- 7 Gadget Unik yang Bisa Kamu Lihat di CES 2016
- Xiaomi Luncurkan Redmi 3 dengan Balutan Logam dan Baterai 4.100 mAh
- Xiaomi Mendadak Enggan Publikasikan Data Penjualannya
- Inilah Sejumlah Pengumuman Penting di CES 2016 yang Mungkin Kamu Lewatkan
- [REVIEW] Asus Zenfone 2 Laser: Smartphone Terjangkau dengan Otofokus Cepat
Xiaomi Perlu Mengubah Strategi jika Tak Mau Kehilangan Momentum Tahun Ini Posted: 04 Feb 2016 11:13 PM PST Setelah sempat mencicipi pertumbuhan pesat selama beberapa tahun, Xiaomi harus sedikit kecewa akibat menurunnya angka penjualan smartphone mereka pada 2015 lalu. Keadaan dipersulit dengan bermunculannya para kompetitor baru yang mengikuti jejak Xiaomi.
Kendati Xiaomi berhasil mempertahankan posisi puncak penjualan smartphone di Cina pada tahun 2015, para ahli berpendapat kalau startup asal Cina tersebut harus bekerja lebih keras lagi tahun ini. Jika tidak, mereka bisa kehilangan gelar sebagai perusahaan smartphone nomor satu di Cina dan brand dengan pertumbuhan paling pesat. "Ada pergeseran pola konsumsi. Saat ini para pelanggan cenderung membeli handset yang lebih premium," ujar analis dari Canalyst Nicole Peng beberapa waktu lalu. Kabar tersebut tentu menjadi sinyal yang mengkhawatirkan bagi Xiaomi. Mengacu pada data yang dirilis Canalyst, harga rata-rata smartphone di Cina tahun lalu meningkat hingga $319 (Rp4,27 juta), naik dari harga $260 (Rp3,56 juta) pada tahun sebelumnya. Itu menjadi kabar buruk bagi Xiaomi, sebab harga tipe smartphone mereka yang paling laris merupakan seri terjangkau Redmi, yaitu antara $65 (sekitar Rp1 juta) hingga $167 (sekitar Rp2,28 juta). Baca juga: Xiaomi Pecahkan 7 Rekor di Singles Day, Lei Jun: "Ini Baru Awal" Saatnya perluas ekspansiKalau saja Xiaomi merambah ke lebih banyak negara, menurunnya angka pertumbuhan di Cina mungkin dapat tertutupi. Namun sayangnya usaha mereka dalam berekspansi secara global benar-benar lamban. Lebih dari empat tahun sejak pertama kali diluncurkan di Cina, Xiaomi baru memperluas cakupan pasarnya ke delapan negara berbeda di luar Cina—Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, India, dan Brazil. ![]() Kalangan menengah di Cina mulai enggan menggunakan smartphone murah. Harga yang dipatok untuk Redmi 3 mulai dari $135 (sekitar Rp1,83 juta). India berkontribusi sangat besar terhadap penjualan model smartphone paling murah Xiaomi, hal itu sejalan dengan meningkatnya penggunaan smartphone di negara tersebut. Namun, penjualan Xiaomi di India tak begitu signifikan sejak dirilis pertama kali di sana pada pertengahan 2014. Setelah 18 bulan berselang, Xiaomi hanya mampu menjadi produsen minor di India, sedangkan rival senegaranya, Lenovo, merangsek ke posisi tiga besar. Samsung bertengger di posisi puncak, disusul smartphone asal India sendiri, Micromax, di posisi kedua. Jika tahun ini Xiaomi tak melebarkan sayapnya ke pasar yang lain, berarti Xiaomi akan tetap bergantung kepada pasar Cina. Namun, para konsumen Cina yang berkantong tebal mulai memburu brand smartphone yang lebih mewah. Penjualan Apple tumbuh subur di Cina sejak kehadiran iPhone 6 yang lebih tipis dan stylish menggantikan iPhone 5s yang "bongsor." Selain itu, Apple baru saja melaporkan raihan kuartal terbaik mereka di Cina. Kerikil utama mereka sejatinya adalah Huawei, yang menjual beragam smartphone murah serta premium. Baca juga: Xiaomi Mendadak Enggan Publikasikan Data Penjualannya Menanti kehadiran suksesor flagship![]() Salah satu smartphone Xiaomi dengan harga paling mahal, Mi Note. Namun Xiaomi berpeluang untuk memecah kebuntuan. Mereka punya satu model smartphone yang harganya setara dengan rata-rata smartphone yang laku di Cina, yaitu $319 (sekitar Rp4,3 juta). Mi Note dijual pada rentang harga antara $273 (sekitar Rp3,7 juta) hingga $395 (sekitar Rp5,4 juta). Smartphone yang dirilis pada pertengahan bulan Januari tahun lalu ini harus segera digantikan oleh suksesornya. Mi Note bahkan tak punya pemindai sidik jari untuk akses keamanannya, Mi Note—yang oleh Xiaomi diklaim lebih baik dari iPhone 6 Plus – kini tertinggal sangat jauh dari para pesaingnya yang menyasar pasar smartphone berspesifikasi high-end namun dengan banderol harga mid-range. Jika Xiaomi tak mau angka penjualannya di Cina jatuh tahun ini, Mi Note generasi selanjutnya wajib mengusung spesifikasi yang tinggi. Tampilannya juga harus memberi kesan premium. Konsumen di Cina rela menghabiskan uang lebih banyak dalam menginginkan sesuatu yang lebih, sehingga startup yang bermarkas di Beijing ini harus memberi impresi seakan smartphone ini di desain oleh Jony Ive (Chief Desainer Officer produk Apple) di ruangannya yang serba putih dengan menggunakan alat pengukir yang terbuat dari tanduk unicorn. Baca juga: Xiaomi Produksi Smartphone di India, Kapan di Indonesia? Saatnya mengubah tradisi pemasaran![]() iPhone 6s dibanderol mulai dari $800 (sekitar Rp10,9 juta) di Cina. Terlebih lagi, Xiaomi perlu menghindari penjualan smartphone murah, seperti yang sering mereka lakukan. Sebelum Mi Note diluncurkan, smartphone flagship Xiaomi adalah Mi4, yang dibanderol dengan harga $300 (sekitar Rp4,1 juta). Namun kemudian, Xiaomi menghadirkan varian lain dari Mi4, yaitu Mi4c yang dibalut casing plastik murahan warna-warni (Mi4i untuk pasar India), sehingga akhirnya Xiaomi dapat menekan harganya menjadi $200 (sekitar Rp2,7 juta). Meski ciri khas Xiaomi adalah bergerak cepat dan menyasar segala kalangan, seperti mengabaikan siklus tahunan produk dengan melepas Redmi Note 3 dengan spek yang lebih tangguh tiga bulan setelah dirilisnya Redmi Note 2, mereka perlu mengubah gaya untuk mempertahankan kesan premium model pada smartphone high-end. Mereka perlu merancang smartphone yang lebih mengikuti jejak Apple, ketimbang tetap dengan gaya desain mereka selama ini. Xiaomi mungkin bisa mengandalkan calon suksesor Mi4, yaitu Mi5, untuk menyasar kalangan menengah ke atas. Serta untuk memberi batasan jelas antara smartphone kelas high-end dengan lini Redmi yang lebih terjangkau. Mi5 rencananya akan diperkenalkan secara resmi pada tanggal 24 Februari, dan mungkin peluncurannya akan ditemani Mi Note generasi berikutnya. Keberuntungan Xiaomi pada tahun 2016 mungkin ada pada Mi Note, perangkat mereka yang paling terabaikan. Baca juga: CEO Xiaomi Ungkap Strategi Ekosistem Smart Home Perusahaan (Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Xiaomi Perlu Mengubah Strategi jika Tak Mau Kehilangan Momentum Tahun Ini appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||
[HANDS-ON] Oppo F1, Satu Lagi Smartphone untuk Pencinta Selfie Posted: 03 Feb 2016 08:00 PM PST Saat memotret dengan smartphone, layar berfungsi sebagai jendela bidik atau viewfinder. Karena itu, selfie paling asyik dilakukan dengan kamera depan. Sayangnya, kebanyakan smartphone fokus meningkatkan kemampuan kamera utama yang berada di belakang. Oppo jeli melihat isu tersebut sebagai peluang. Produsen asal Cina ini meluncurkan F1, smartphone untuk selfie yang kamera depannya lebih unggul dari kamera belakang. Oppo F1 yang diperkenalkan di Jakarta, Rabu (3/2), mengusung slogan "selfie expert," sehingga membuat saya penasaran dengan kemampuan selfie-nya. Apakah ini hanya gimmick marketing semata, atau memang predikat itu benar adanya? Saya menghabiskan sekitar 15 menit untuk menjajal kamera F1, dan berikut adalah kesan pertama saya. Sebelum masuk ke ulasannya, yuk kita lihat beberapa fitur utama Oppo F1:
Ukuran megapiksel bukan segalanyaSaya tiba-tiba teringat ucapan Johntefon, seorang Digital Color Expert yang sering menjadi pembicara di acara-acara tentang digital imaging. Menurutnya, sebesar apa pun ukuran megapikselnya, kamera smartphone tidak akan mampu menyaingi kamera DSLR. Alasannya sangat masuk akal, karena ukuran sensor kedua perangkat tersebut jauh berbeda. Oppo F1 adalah bukti kalau sensor memegang peran vital dalam kualitas foto. Jika kamu perhatikan daftar fitur di atas, kamera depan F1 punya resolusi 8 MP dengan sensor berukuran 1/4 inci. Sementara resolusi kamera depannya 13 MP, namun ukuran sensornya tidak disebutkan—saya curiga ini karena ukuran sensornya lebih kecil dari kamera depan. Bukaan diagframa atau aperture-nya pun berbeda. Bukaan kamera depan lebih besar, sehingga mengizinkan sensor lebih banyak menangkap cahaya. Berikut adalah hasil foto dengan kamera depan:Lalu ini adalah hasil foto dengan kamera belakang:Foto-foto tersebut diambil tanpa flash di dalam ruangan yang disorot oleh lampu LED berwarna putih. Dari hasil perbandingan di atas, foto yang dipotret dengan kamera depan terlihat lebih detail. Kamu dapat mengunduh foto ukuran aslinya di sini. Selfie tanpa menyentuh tombolAda satu fitur bernama Palm Shutter yang menurut saya cukup berguna bagi Fitur ini juga berfungsi untuk kamera belakang. Kita pun tak perlu lagi menekan tombol virtual di layar maupun tombol volume untuk mengaktifkan shutter. Namun, beberapa kali kamera sempat tidak mengenali tangan saya, walau ini sangat jarang terjadi. Desainnya familierSmartphone pertama dari seri F ini hadir dengan desain tanpa sudut, Oppo menyebutnya sebagai micro-arc frame. Pinggiran layarnya juga melengkung, sehingga nyaris menyatu dengan bezel. Mirip seperti smartphone kompetitor yang bersistem operasi iOS, walau F1 terlihat lebih persegi. Bagian bodinya berbahan dasar metal dengan lapisan zircon sand yang membuat permukaannya menjadi halus. Menurut saya, ini membuat F1 ergonomis dan tidak licin saat digenggam. Oppo menyediakan F1 dalam dua pilihan warna, putih dan rose gold yang agak merah muda—lagi-lagi, seperti smartphone kompetitor. Di atas kertas, F1 berbobot 134 gram. Beratnya masih dalam batas kewajaran, bahkan tergolong ringan. Ukuran layar 5 incinya pun pas, tidak terlalu mencuri perhatian orang-orang di sekitar saat digunakan untuk selfie. PerformaSaya tidak menghabiskan waktu lama dengan Oppo F1, sehingga belum sempat melakukan benchmark maupun menjalankan aplikasi-aplikasi berat. Namun, ketika memotret dengan tombol shutter, saya bisa memotret rapid atau berkali-kali tanpa terasa lag. Sebagai perbandingan simpel, saya harus menunggu hampir satu detik ketika memotret dengan Asus Zenfone 2 yang saya gunakan, sebelum saya bisa memotret foto berikutnya. Sementara dengan F1, saya bisa menekan shutter terus menerus dan kameranya juga akan terus memotret—performa memotretnya mirip dengan smartphone iOS. Secara keseluruhan, saya terkesan dengan kamera depan Oppo F1. Meski sebenarnya saya berharap kamera belakangnya mendapat perlakuan yang sama. Sekilas, performa dan respons antarmukanya juga cukup baik, walau saya perlu waktu lebih lama bermain-main dengan F1 sebelum bisa membuktikannya. Daya tahan baterai Li-Ion-nya yang berkapasitas 2.500 mAh juga perlu diuji. Ada kelebihan, tentu juga ada kekurangan. Di mata saya, nilai minus F1 ada dua. Pertama, smartphone ini belum mendukung jaringan 4G. Lalu, untuk memasang microSD sebagai memori eksternal, kita harus mengorbankan slot kartu SIM kedua—tren menyebalkan yang mulai banyak diterapkan oleh vendor smartphone. Sekadar informasi, saat ini Oppo F1, yang dijual dengan harga Rp3,5 juta, baru bisa dibeli secara pre-order di Blibli. Melihat ulasan singkat di atas, apakah Oppo F1 layak untuk dimiliki? Atau mungkin kamu sudah punya smartphone selfie andalan? Suarakan pendapatmu di kolom komentar, ya! The post [HANDS-ON] Oppo F1, Satu Lagi Smartphone untuk Pencinta Selfie appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||
IDC: Penjualan Smartphone di Seluruh Dunia Tahun 2015 Capai 1,4 Miliar Unit Posted: 31 Jan 2016 06:40 PM PST Perusahaan riset International Data Corporation (IDC) menerbitkan laporan mengenai data penjualan smartphone sepanjang 2015. Laporan tersebut menyebutkan bahwa hingga tahun lalu berakhir, pengiriman smartphone secara global mencapai angka 1,43 miliar unit. Angka ini menunjukkan peningkatan 10,1 persen dibandingkan tahun lalu. Pada kuartal keempat 2015, pengiriman smartphone mencapai 399,5 juta unit, atau meningkat 5,7 persen dibandingkan dengan periode tiga bulan terakhir 2014. Samsung masih merajai segmen smartphone. Produsen elektronik asal Korea Selatan ini menjual 85,6 juta unit pada kuartal keempat 2015 dan 324,8 juta unit sepanjang tahun 2015. Adapun total pangsa pasar yang dikuasai Samsung tahun ini sebesar 21,4 persen, atau meningkat 14,1 persen dibandingkan tahun lalu yang berada pada angka 75,1 juta unit. Pada peringkat kedua, Apple berhasil mengirimkan 74,8 juta unit smartphone pada periode yang sama. Jumlah tersebut meningkat empat persen dari pengiriman yang dilakukan Apple pada periode kuartal keempat 2014, yakni 74,5 juta unit. Dominasi Samsung atas Apple meningkat cukup signifikan tahun ini, dari 0,2 persen menjadi 2,7 persen. Di tempat ketiga, pengiriman smartphone Huawei pada kuartal keempat 2015 meningkat 37 persen. Dengan kata lain, mereka berhasil mengirimkan 32,4 juta unit smartphone ke seluruh dunia. Hal ini menjadikan pangsa pasar perusahaan tersebut meningkat dari 6,3 persen menjadi 8,1 persen. Selain itu, hasil riset IDC juga memperlihatkan bahwa Lenovo menduduki peringkat keempat dalam hal pengiriman barang secara global. Lenovo mengirimkan 20,2 juta unit perangkat sehingga berhasil meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 5,1 persen. Posisi kelima diduduki produsen smartphone asal Cina, Xiaomi, yang mengirimkan 18,2 juta unit mulai Oktober hingga Desember 2015. Hal ini membuat Xiaomi berhasil menguasai pangsa pasar sebesar 4,6 persen. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, Xiaomi mengirimkan 16,5 juta smartphone ke seluruh dunia. Secara keseluruhan, Samsung berhasil mengirim 324,8 juta unit smartphone pada tahun 2015, Apple mengirimkan 231,5 juta unit, Huawei sebanyak 106,6 juta unit, Lenovo 74 juta unit, dan Xiaomi mengirimkan sebanyak 70,8 juta ke seluruh dunia. Kamu bisa mengetahui laporan selengkapnya di sini atau pada tabel di bawah ini: Hingga akhir 2015, Apple dan Samsung masih menjadi dua rival berat bagi kebanyakan produsen smartphone. Meski demikian, ini tidak membuat kebanyakan produsen baru gentar. Mereka mengambil celah dengan meluncurkan smartphone dengan fitur yang belum disediakan produk yang ada di pasaran. Bila kita kerucutkan dengan kondisi di dalam negeri, tren pasar smartphone juga ditempati oleh pemain lokal. Seperti data yang dirilis Counterpoint untuk 2015, misalnya, menunjukkan kalau Evercoss berada pada posisi kedua di bawah raksasa Samsung. Lalu, apakah tren 2016 akan berubah? Akankah nama global masih mendominasi atau pemain lokal bisa menyalip para raksasa? (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post IDC: Penjualan Smartphone di Seluruh Dunia Tahun 2015 Capai 1,4 Miliar Unit appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||
Incar Peluang Pasar 4G Tanah Air, Polytron Luncurkan Jajaran Smartphone Zap 6 Posted: 28 Jan 2016 11:44 PM PST Kian fokus dengan produk smartphone 4G di pasar Indonesia, kemarin (28/1) Polytron merilis jajaran produk terbaru dari varian Zap 6 di Jakarta. Ada lima varian produk penerus varian Zap 5 yang hadir pada pertengahan 2015 lalu. Jajaran produk terbaru dari Polytron itu adalah Zap 6 Posh, Zap 6 Posh Note, Zap 6 Note, Zap 6 Cleo, dan Zap 6 Power. Semua smartphone ini hadir dalam bodi berbalut metal dan layar anti-gores. Polytron sendiri telah membuka pre-order untuk Zap 6 Posh yang dibanderol Rp1,7 juta, sementara Zap 6 Posh Note dipatok Rp1,9 juta, yang secara eksklusif tersedia hanya di Blibli mulai 28 Januari hingga 17 Februari mendatang, dengan bundling kartu perdana dari Indosat Ooredoo. Selain itu, Zap 6 Posh dan Posh Note mendukung penggunaan dual SIM, konektivitas 4G LTE dan tersedia dalam pilihan warna Gold dan Grey. Sementara untuk Zap 6 Cleo, sudah tersedia sejak Desember 2015. Sedangkan untuk Zap 6 Note dan Power, Polytron belum menyebut soal harga dan ketersediaannya. Kenalkan FiraOSDalam peluncuran produk smartphone terbarunya, Polytron juga memperkenalkan sistem operasi buatan lokal yang diberi nama FiraOS. Sistem operasi terbaru itu merupakan UI Android, yang dikembangkan untuk jajaran smartphone Polytron terbaru, guna meningkatkan pengalaman pengguna. “Polytron berencana untuk terus berinovasi, salah satunya adalah melalui investasi di bidang software. Kami ingin menciptakan software yang dapat memenuhi kebutuhan pasar Indonesia, yang kami coba wujudkan melalui FiraOS. Investasi di bidang software ini sebenarnya telah kami mulai sejak tahun lalu,” ujar Tekno Wibowo, Marketing Director PT Hartono Istana Teknologi yang membawahi Polytron. FiraOS diluncurkan dengan beragam layanan, berikut penjelasan singkatnya:
Selain itu Polytron juga berencana meluncurkan FiraTV, pada bulan Maret mendatang. FiraTV diklaim akan memanjakan pecinta sepak bola. Nantinya, pengguna smartphone berbasis FiraOS dapat menikmati pertandingan melalui streaming secara gratis pada enam bulan pertama. Dengan munculnya varian baru besutan Polytron ini, pasar smartphone 4G di kelas di bawah harga Rp2 juta akan semakin penuh. Sebelumnya di kelas harga ini telah diisi oleh Evercoss Winner T3 dan Y3 Plus dan Smartfren Andromax 4G pada akhir 2015 lalu. (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Incar Peluang Pasar 4G Tanah Air, Polytron Luncurkan Jajaran Smartphone Zap 6 appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||
Andalkan Baterai Kapasitas Besar, Lenovo Vibe P1 Turbo Meluncur di Indonesia Posted: 26 Jan 2016 02:32 AM PST Setelah minggu lalu, Lenovo mengumumkan kerja sama dengan Smartfren untuk bundling paket 4G di seri A6010, vendor asal Cina itu kembali membuat gebrakan. Hari ini (26/1) mereka memperkenalkan produk terbaru Lenovo Vibe P1 Turbo. Dengan kapasitas baterai 5.000 mAh, seri ini menjadi penerus kategori tipe P lainnya yang memang menjagokan baterainya. Anvid Erdian selaku 4P Manager MBG Lenovo Indonesia mengatakan bahwa di seri ini Lenovo menargetkan kaum urban dengan mobilitas tinggi. Sedangkan Adrie Suhadi, Country Head, Smartphone Division Lenovo Indonesia menambahkan bahwa Indonesia merupakan negara pertama yang meluncurkan Lenovo VIBE P1 Turbo dengan kapasitas RAM 3GB. Sementara negara lainnya, seperti Filipina, Singapura, dan India hanya memperkenalkan Lenovo VIBE P1 dengan kapasitas RAM 2GB saja. Teknologi unggulan lainnya adalah sensor keamanan sidik jari yang tersemat di tombol Home Lenovo VIBE P1 Turbo, dan akan berfungsi saat penggunamembuka layar. Selain kapasitas baterai besar dan RAM di atas rata-rata, smartphone anyar ini memiliki layar 5,5 inci full HD, prosesor 64-bit octa-core 1,5 GHz Snapdragon 615 dari Qualcomm, memori internal 32 GB dengan slot kartu microSD mencapai 128GB, kamera belakang 13 MP, kamera depan 5 MP. Untuk seri ini, juga sudah mendukung jaringan 4G.
Kemudian untuk penjualan, dengan harga Rp4 juta, seri ini akan mulai diluncurkan melalui pre-order pada 26 Januari hingga 11 Februari 2016 di beberapa e-commerce, seperti Lazada, Bhinneka, dan Blibli. Untuk menarik pembeli, Lenovo menawarkan paket bundling dengan Indosat Ooredo. Tersedia pula hadiah senilai Rp600.000 berupa USB 32 GB, USB on-the-go, mouse Bluetooth, dan phone stand. Siap hadapi aturan TKDN dari pemerintah
“Saat itu aturan TKDN-nya memang baru 20 persen. Tapi saya minta kepada tim di Indonesia untuk meningkatkan terus kandungan lokalnya sampai 30 persen, tidak usah menunggu sampai 1 Januari 2017,” ujar Adrie. Untuk Lenovo VIBE P1 Turbo sendiri, Adrie mengatakan kalau perangkat tersebut belum diproduksi di Indonesia, melainkan langsung diimpor dari China. “Setelah aturan TKDN keluar, sebetulnya tidak boleh impor lagi. Tapi karena izin postel VIBE P1 Turbo keluar sebelum ada aturan TKDN, kami masih bisa impor. Untuk batch kedua, tidak menutup kemungkinan akan diproduksi juga di Indonesia,” pungkasnya. Persaingan yang makin ketat di antara vendor smartphone dalam negeri, membuat penawaran pada tiap produk kian inovatif. Apakah menurut kamu kapasitas baterai smartphone menjadi penentu dalam membeli sebuah produk? Atau ada hal lain yang menjadi penentu tertentu dalam memilih smartphone? (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto) The post Andalkan Baterai Kapasitas Besar, Lenovo Vibe P1 Turbo Meluncur di Indonesia appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||
CEO Xiaomi: Tahun Ini Kami Akan Kembali Menjadi Startup Posted: 25 Jan 2016 02:06 AM PST Setelah mengalahkan semua pesaingnya dan mencuri posisi pertama penjualan smartphone di Cina pada tahun 2014, tahun berikutnya Xiaomi dianggap mengalami kegagalan besar. Pada awalnya Xiaomi berencana menjual 100 smartphone, namun memasuki pertengahan 2015, melemahnya angka penjualan memaksa mereka untuk memangkas target penjualan menjadi 80 juta smartphone. Sayangnya, mereka pun gagal memenuhi target yang lebih "masuk akal" tersebut. Xiaomi juga sedang diterpa isu lain, seperti masalah yang terjadi pada produk smart air filter mereka. Tentu saja Xiaomi berharap tak mengulangi kejadian serupa di tahun 2016 ini. Untuk menanggulangi masalah tersebut, Xiaomi dilaporkan berencana untuk memperkuat distribusi penjualan offline mereka. Pada mulanya, strategi penjualan online lewat e-commerce dilakukan Xiaomi sebagai bentuk diferensiasi dari pesaing mereka yang lain. Tahun ini, Xiaomi menargetkan pertumbuhan dengan menggandakan penjualan mereka lewat kanal penjualan offline. Pada tahun 2015, sepertinya mereka berhasil menjual sekitar 28 juta smartphone lewat kanal offline. Melihat kesuksesan itu, tahun ini Xiomi memasang target 56 juta smartphone terjual dari kanal offline. Penjualan tersebut nantinya berasal dari distributor offline pihak ketiga (seperti peritel barang elektronik Suning di Cina) serta toko fisik mereka, Mi Home. Saat ini toko yang dimiliki Xiaomi berjumlah 20. Menurut sumber dari Reuters, mereka berniat menambah 30 toko baru. Baca juga: Xiaomi Mendadak Enggan Publikasikan Data Penjualannya Namun tampaknya bukan hanya target penjualan yang mereka ubah tahun ini. CEO Xiaomi, Lei Jun, mengatakan bahwa kesuksesan yang mereka raih tahun 2014 dan semua predikat "nomor satu"—seperti menjadi brand smartphone nomor satu di negeri tirai bambu, dan menjadi smartphone dengan penjualan nomor satu di momen singles day—menjadi beban bagi perusahaan. Lei mengatakan bahwa Xiaomi tak akan membiarkan orang kembali membicarakan hal ini dalam perusahaan. "Yang terpenting ialah konsumen dan melakukan hal yang tepat," ujar Lei.
Tentu saja, bukan berarti rencana Lei maupun perusahaannya menjadi kurang ambisius. Terlepas dari berkurangnya fokus untuk "menjadi yang nomor satu" tujuan Lei masih sama, yaitu ia ingin agar 20 atau 30 produk Xiaomi dalam sepuluh tahun yang akan datang menjadi produk nomor satu di seluruh dunia. Baca juga: Xiaomi Luncurkan Redmi 3 dengan Balutan Logam dan Baterai 4.100 mAh (Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post CEO Xiaomi: Tahun Ini Kami Akan Kembali Menjadi Startup appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||
7 Gadget Unik yang Bisa Kamu Lihat di CES 2016 Posted: 11 Jan 2016 06:00 PM PST Setiap awal tahun, perhatian seluruh penggemar teknologi di dunia pasti tertuju ke kota Las Vegas, Amerika Serikat, tempat digelarnya salah satu pameran elektronik terbesar di dunia, yaitu Consumer Electronic Show (CES). CES merupakan ajang bagi produsen-produsen teknologi terkenal seperti Samsung, Sony, dan LG, meluncurkan produk-produk terbaru mereka. Oleh karena itu, tak jarang apa yang ditampilkan di CES sering dijadikan barometer tren teknologi selama 1 tahun ke depan. Selain produk-produk mainstream seperti smartphone, notebook, dan smartwatch, CES juga sering diisi oleh gadget-gadget unik. Di tahun 2016 ini, CES kembali menampilkan inovasi-inovasi terbaru mulai dari perangkat penumbuh rambut hingga sepatu yang bisa menghangatkan kaki sang pemilik. Berikut ini adalah 7 gadget unik yang dipamerkan di CES 2016. Baca juga: Inilah Sejumlah Pengumuman Penting di CES 2016 yang Mungkin Kamu Lewatkan BB-8 Star Wars Force BandDi akhir tahun 2015 kemarin, LucasFilm resmi merilis Star Wars: The Force Awakens. Film ini seperti menghilangkan dahaga para penggemar Star Wars, yang sudah 10 tahun menantikan kemunculan film terbaru Star Wars. Seketika, dunia pun seperti terserang demam Star Wars. Tak hanya filmnya yang ditayangkan di hampir semua bioskop di seluruh dunia, aksesori yang berhubungan dengan Star Wars pun ramai diperjual belikan di mana-mana. Perusahaan teknologi Sphero seolah tak mau ketinggalan momentum untuk membuat produk yang berkaitan dengan Star Wars. Bekerja sama dengan Disney, yang telah mengakuisisi LucasFilm pada tahun 2012, Sphero pun membuat tiruan dari BB-8, salah satu tokoh dalam film Star Wars: The Force Awakens tersebut. Droid yang mereka buat bukan mainan biasa, karena droid tersebut bisa digerakkan layaknya droid di filmnya dengan aplikasi di smartphone yang berbasis Android, iOS, dan Windows Phone. Mulai dijual pada awal bulan September 2015 dengan harga $150 (sekitar Rp2,1 Juta), droid ini pun langsung habis diserbu para penggemar Star Wars di berbagai lokasi penjualannya.
Di CES 2016, Sphero kembali melengkapi droid BB-8 tersebut dengan alat kendali baru, yaitu sebuah gelang yang bernama Force Band. Dengan gelang tersebut, pengguna bisa menggerakkan droid BB-8 yang mereka punya dengan gerakan tangan. Droid BB-8 tersebut akan mengikuti apabila anda menggerakkan tangan ke depan, belakang, kiri, dan kanan. OMbraPada tahun 2014 silam, perusahaan teknologi OMsignal meluncurkan sebuah "kaos pintar" untuk pria yang bisa digunakan untuk memantau tekanan darah, kondisi napas, dan kalori yang hilang selama berolahraga. Pada CES tahun ini, OMsignal kembali meluncurkan perangkat serupa namun kali ini berbentuk bra untuk perempuan, mereka menyebutnya OMbra. Menurut OMsignal, sebenarnya ide untuk membuat smart bra ini sudah ada sejak 4 tahun yang lalu. Namun, demi membuat produk yang nyaman ketika digunakan, mereka pun harus menguji 1.633 prototipe sebelum akhirnya memutuskan sebuah desain OMbra yang mereka luncurkan di CES tahun ini. Produk ini mempunyai bahan yang elastis, serta tali pengikat yang bisa diatur panjang pendeknya agar bisa sesuai dengan berbagai ukuran payudara pengguna. Pengguna OMbra tidak akan merasa aneh saat mengenakannya, dan tetap merasa nyaman layaknya menggunakan bra biasa.
OMbra bisa memantau kondisi tubuh kamu ketika berlari, mulai dari denyut jantung, jumlah tarikan napas, serta bagaimana pergerakan tubuh kamu selama berlari. Dengan begitu, OMbra bisa memberikan masukan terkait jarak lari maksimal yang bisa kamu tempuh, setiap berapa langkah kamu harus menarik napas, dan mengingatkan ketika kondisi tubuh kamu sudah sangat lelah. Smart Ski Airbag VestMichael Schumacher, mantan pebalap Formula 1, tidak pernah mengalami kecelakaan yang begitu parah saat mengemudikan jet darat. Namun ia justru dalam keadaan koma selama berbulan-bulan akibat sebuah kecelakaan ketika ia sedang melakukan olahraga yang lain, yaitu ski. Mungkin itulah salah satu alasan yang mengilhami perusahaan In&Motion untuk meluncurkan sebuah gadget menarik di CES 2016, yaitu rompi pintar untuk para pemain ski. Tak hanya mencatat pergerakan penggunanya, rompi yang diberi nama Smart Ski Airbag Vest ini juga sekaligus merupakan pelindung tubuh. Smart Ski Airbag Vest dilengkapi dengan GPS, accelerometer, dan sensor giroskopik yang bisa mengetahui apabila pemakainya telah kehilangan keseimbangan. Begitu hal itu terjadi, rompi ini akan langsung mengembang dalam waktu 0,1 detik dan berubah menjadi sebuah airbag untuk menahan benturan yang lebih fatal.
VuzeBeredarnya perangkat Virtual Reality (VR) tentu akan lebih menarik apabila diiringi dengan berkembangnya perangkat untuk membuat konten video berbasis VR. Dalam CES 2016, HumanEyes merilis sebuah perangkat yang bisa merekam video VR dengan kualitas 3D. Menariknya lagi, mereka memasang harga yang cukup terjangkau, yaitu sekitar $10.000 (sekitar Rp14 Juta). Mereka mengklaim kalau perangkat bernama Vuze ini merupakan produk consumer pertama di kategori VR 3D. Vuze dilengkapi dengan 8 buah kamera yang bisa merekam gambar di sekelilingnya. Gadget ini bisa dipakai untuk merekam video dengan durasi maksimal 1 jam. Video tersebut kemudian bisa dikirimkan ke software Vuze Studio yang akan menyatukannya menjadi sebuah video VR yang bisa kamu nikmati dengan berbagai perangkat VR, seperti Google Cardboard dan Oculus Rift. IliPerbedaan bahasa, seringkali menjadi masalah ketika kita tengah menjalin kerjasama bisnis dengan orang asing. Tak hanya itu, perbedaan bahasa juga bisa menyulitkan ketika kita sedang liburan ke luar negeri. Itulah alasan di balik pembuatan Ili, sebuah alat penerjemah mobile. Bentuknya sangat kecil, bahkan bisa kamu pakai sebagai kalung. Cara penggunaannya pun sangat mudah. Kamu hanya perlu mengucapkan apa yang kamu mau di depan alat tersebut, kemudian tekan tombol kecil yang tersedia. Secara otomatis, Ili akan menerjemahkan kata-kata kamu dan mengucapkannya kembali lewat speaker. Menariknya, alat ini bisa berfungsi tanpa koneksi internet.
Sayangnya, setiap perangkat Ili hanya bisa menerjemahkan satu bahasa saja, sehingga kita harus membeli perangkat yang berbeda apabila ingin menerjemahkan bahasa yang lain. Saat ini, Ili baru menyediakan database untuk bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang. Setelah ini, mereka akan langsung menyiapkan versi berikutnya dengan penambahan bahasa Perancis, Thailand, dan Korea. Laserband 82Bagi sebagian orang, rambut yang mulai menipis dan potensi menjadi botak, merupakan sebuah mimpi buruk. Itulah alasan mengapa perusahaan teknologi HairMax membuat sebuah alat penumbuh rambut berbentuk bando yang bernama Laserband 82. Sesuai namanya, Laserband 82 mempunyai 82 sinar laser yang menurut mereka bisa menstimulasi pertumbuhan rambut mulai dari akarnya. Agar rambut bisa tumbuh lebat, kamu hanya perlu menggunakan Laserband 82 sebanyak 3 kali dalam seminggu, masing-masing selama 90 detik. Menurut HairMax, dengan pemakaian rutin, rambut pengguna akan tumbuh lebat dalam waktu 12 minggu. Apabila selama 5 bulan belum juga ada perubahan pada rambut pengguna, HairMax berjanji akan mengembalikan uang yang telah dibayarkan.
Digitsole SmartshoeImpian akan sebuah sepatu pintar sebenarnya sudah ada sejak dibuatnya film Back to The Future pada tahun 1985. Marti McFly, tokoh utama film tersebut, mempunyai sebuah sepatu pintar yang talinya bisa mengikat sendiri. Digitsole, sebuah perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, mencoba merealisasikan mimpi tersebut dengan sebuah produk yang bernama Smartshoe. Walaupun tidak mempunyai tali, sepatu ini mempunyai pengait khusus yang bisa dikencangkan dengan menekan tombol di smartphone pengguna. Baca juga: 3 Teknologi Back to the Future yang Sudah Ada Hari Ini Layaknya perangkat wearable lainnya, Smartshoe juga bisa mencatat jumlah langkah pengguna, serta menghitung jumlah kalori yang hilang. Tak berhenti sampai di situ, Digitsole juga membuat Smartshoe sebagai satu-satunya sepatu yang bisa diatur temperaturnya, lagi-lagi dengan menggunakan aplikasi di smartphone. Dengan begitu, kamu bisa mengatur agar Smartshoe tersebut bisa lebih hangat saat dikenakan di cuaca dingin.
Walaupun telah dikenalkan di CES 2016, belum tentu gadget-gadget unik seperti yang disebutkan di atas bisa langsung dibeli secara bebas. Beberapa di antaranya masih merupakan prototipe yang perlu pengembangan lebih lanjut sebelum bisa dijual ke masyarakat luas. Dari tujuh gadget unik di atas, mana yang menurut kamu paling menarik dan paling layak beli? (Diedit oleh Pradipta Nugrahanto, sumber gambar fitur, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7) The post 7 Gadget Unik yang Bisa Kamu Lihat di CES 2016 appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||
Xiaomi Luncurkan Redmi 3 dengan Balutan Logam dan Baterai 4.100 mAh Posted: 11 Jan 2016 01:54 AM PST Produsen smartphone asal Cina, Xiaomi hari ini mengumumkan produk terbaru mereka Redmi 3. Perangkat ini merupakan iterasi ketiga dari varian Redmi, smartphone kelas menengah ke bawah dari Xiaomi. Berikut adalah spesifikasi dari Redmi 3 dibandingkan Redmi 2.
Dilihat dari spesifikasi di atas, Redmi 3 tentu saja mengalami pembaruan yang signifikan dibandingkan Redmi 2 Prime. Akan tetapi…
Redmi 3 menggunakan prosesor yang sama dengan Xiaomi Mi 4i, yaitu Snapdragon 616. belum ada informasi lebih detail mengenai performa prosesor tersebut pada Redmi 3. Namun, mengingat saya sedang menggunakan Mi 4i, berikut adalah ekspresi singkat saya menggunakan prosesor Snapdragon 616. Dari segi performa, prosesor ini bisa diandalkan untuk penggunaan sehari-hari seperti membuka aplikasi chatting dan media sosial. Untuk urusan mengambil foto juga lumayan cepat. Hanya saja sering sekali kewalahan saat menjalankan aplikasi berat. Sebagai contoh saat saya ingin bermain game Vainglory. Saya harus memastikan aplikasi lain sudah tertutup terlebih dahulu. Selain karena masalah prosesor, hal itu juga dipengaruhi oleh kapasitas RAM 2 GB yang hanya akan tersisa 1 GB karena "termakan" oleh ROM MIUI besutan Xiaomi. Bagaimana pun, kapasitas baterai Redmi 3 yang sangat besar dan balutan casing bahan logam mungkin akan menjadi alasan yang kuat untuk meminang smartphone ini. Sayangnya Redmi 3 baru hanya tersedia di Cina mulai tanggal 12 Januari mendatang. Untuk harga bisa diperkirakan tidak akan berbeda jauh dengan Redmi 2 Prime. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Xiaomi Luncurkan Redmi 3 dengan Balutan Logam dan Baterai 4.100 mAh appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||
Xiaomi Mendadak Enggan Publikasikan Data Penjualannya Posted: 08 Jan 2016 12:44 AM PST Xiaomi acapkali rajin memamerkan statistik raihan mereka. Startup pembuat smartphone ini biasanya bersemangat saat melaporkan keberhasilan mereka menjual ribuan atau puluhan ribu smartphone hanya dalam kurun waktu beberapa menit selama ajang online flash sale. Dan sesaat setelah pergantian tahun, perusahaan ini akbiasanya membeberkan angka penjualan smartphone mereka di tahun sebelumnya. Namun kini Xiaomi tidak lagi seperti itu. Tahun ini, untuk pertama kalinya sejak Xiaomi meluncurkan smartphone di penghujung tahun 2011, mereka tak lagi bersedia membicarakan soal statistik penjualan. Angka penjualan mereka selama tahun 2015 hingga kini tak diungkap ke publik dan tak ada "kicauan" resmi mengenai hal ini dari CEO Lei Jun di media sosialnya. "Saat ini tak ada angka penjualan yang perlu dipublikasikan," ucap juru bicara Xiaomi belum lama ini. Ini merupakan perubahan yang drastis. Baca juga: [REVIEW] Xiaomi Mi Band Pulse, Gelang untuk Memantau Aktivitas di Lapangan dan di Ranjang Tak memenuhi targetHal ini disinyalir karena Xiaomi gagal memenuhi target penjualan mereka tahun lalu. Pada tahun 2014, untuk pertama kalinya Xiaomi menduduki peringkat teratas sebagai vendor smartphone di Cina, menggeser posisi Samsung. Namun tahun 2015 menjadi tahun yang lebih sulit, sebab para pesaing telah mempelajari dan meniru kesuksesan mereka dalam menjual smartphone pada kisaran harga $100 dolar (sekitar 1,39 juta) hingga $400 (sekitar Rp5,5 juta). Founder sekaligus CEO Xiaomi, Lei Jun, pada bulan Februari tahun 2014 lalu mengatakan bahwa ia menargetkan penjualan 100 juta smartphone di tahun 2015. Pada Maret tahun 2015, ia merevisi angka tersebut menjadi 80 juta smartphone. ![]() Kerja sama Xiaomi dengan Ninebot dan Intel Kemudian Lei Jun kembali mengubah pernyataannya beberapa minggu lalu. "Xiaomi tak lagi menekankan pada penjualan smartphone," ujarnya saat wawancara pada perhelatan World Internet Conference 17 Desember lalu. "Saya ingin menghapus KPI (key performance indicator) tradisional," tambahnya. Jika Xiaomi gagal mencapai target 80 juta penjualan, mungkin angka yang meleset tidak terlalu banyak. Mereka berhasil menjual 34,7 juta smartphone pada semester pertama tahun 2015. Berikut data penjualan Xiaomi yang mereka publikasikan: Kutukan angkaMelesetnya prediksi tahunan Xiaomi bisa jadi dikarenakan penjualan smartphone mereka berjalan stagnan. Atau mungkin juga dikarenakan meningkatnya kehadiran jajaran produk mereka yang lain—beberapa diantaranya adalah gadget dan peranti smart home —dengan keuntungan yang tak sebanding dengan smartphone. Meski begitu, Xiaomi sangat bergantung pada penjualan smartphone saat mereka memasuki pasar internasional. Melambatnya penjualan Xiaomi bisa juga diakibatkan oleh kurang gencarnya ekspansi global mereka. Selama tahun 2015, perusahaan ini hanya memasuki satu pasar baru, yaitu Brazil. Selain Cina dan Hong Kong, smartphone mereka baru tersedia di tujuh negara saja. Teori lainnya, setelah beberapa tahun berada pada fase pertumbuhan super pesat (hyper growth), Xiaomi perlu berada pada fase pertumbuhan yang berkelanjutan tanpa terus membebani keuangan perusahaan (sustainable growth). Lei Jun telah memprediksi hal ini pada bulan Oktober lalu saat diwawancarai oleh The Wall Street Journal. ![]() Generasi kedua dari Mi Band, wearable fitness Xiaomi "Langkah pertama yang perlu kami ambil adalah mengontrol ekspektasi berlebih terhadap Xiaomi, baik secara eksternal maupun secara internal. Kami pernah mengalami pertumbuhan hingga berkali-lipat dalam setahun. Namun ekonomi global sulit diprediksi, dan kami tumbuh 33 persen pada semester awal tahun ini. Orang-orang mengatakan bahwa pertumbuhan kami kurang pesat. Itu pernyataan konyol. Kami tetaplah startup yang baru berusia lima tahun. Ekspektasi seperti ini membebani kami," ujar Lei Jun. Oleh karena itu, keengganan Xiaomi dalam mengungkap angka penjualan pada tahun 2015 mungkin menjadi pertanda bahwa mereka mulai mematangkan dan mengatur ulang metriknya. Huawei mengambil alih posisi puncakTahun 2015, para pesaing Xiaomi yang telah lebih dulu berdiri akhirnya mampu mengejar ketinggalan. Ini terjadi setelah kompetitor menyadari mereka perlu membuat smartphone dengan harga yang terjangkau. Huawei salah satu yang sangat intens menantang Xiaomi. Data dari Canalys yang dirilis beberapa bulan lalu menunjukkan bahwa, pada periode bulan Juli hingga September 2015, Huawei menjual paling banyak smartphone di Cina, sekaligus mengambil alih posisi puncak yang ditempati Xiaomi. Apple juga meraih angka penjualan yang luar biasa sejak iPhone 6 resmi dirilis di negeri tirai bambu tersebut. Meskipun tidak adil membandingkan smartphone yang dibanderol mulai dari $815 (sekitar Rp11,3 juta) berhadapan langsung dengan Xiaomi, yang bahkan model paling larisnya hanya seharga $150 (sekitar Rp2 juta). Jika Huawei menjadi raja smartphone di Cina tahun 2015, maka "kepemimpinan" Xiaomi hanya seumur jagung. (Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Xiaomi Mendadak Enggan Publikasikan Data Penjualannya appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||
Inilah Sejumlah Pengumuman Penting di CES 2016 yang Mungkin Kamu Lewatkan Posted: 07 Jan 2016 08:42 PM PST Kendati dalam beberapa tahun terakhir ini pamornya sedikit menurun, Consumer Electronic Show (CES) tetap menjadi ajang yang ditunggu-tunggu bagi para brand ternama dan startup dari ranah teknologi untuk unjuk kebolehan. Dari sekian banyak hal yang menarik, kami telah memilih beberapa pengumuman penting yang dapat memanjakan mata kamu. Konsep supercar listrik Faraday Future, pesaing berat Tesla yang patut ditunggu kehadirannyaStartup misterius yang dijalankan oleh mantan pegawai Tesla ini mulai menampakkan diri dengan mengungkap konsep supercar bertenaga listrik. Inovasi utama mereka tampaknya terletak pada sasis modular yang dapat disesuaikan ke berbagai ukuran kendaraan, entah itu sedan atau pikap. Rencananya, produksi pertama mobil ini akan diluncurkan pada tahun 2018. Baca ulasan lebih lanjutnya di sini. Netflix meluncurkan layanan mereka di 130 negara sekaligusSitus streaming populer ini pernah mengisyaratkan akan meluncurkan layanan mereka di beberapa negara di benua Asia pada tahun 2016. Namun mereka tak bilang akan meluncurkannya di 130 negara secara serentak termasuk Indonesia. Harga yang mereka kenakan atas layanan ini tampaknya tak akan terpaut jauh, baik itu di negara maju maupun negara berkembang. Ini menimbulkan keraguan apakah mereka akan sukses di negara seperti India atau tidak. Namun dengan popularitas dan pengakuan luas akan konten orisinil mereka, Netflix berpeluang populer juga di 130 negara tersebut Baca ulasannya lebih lanjut di sini. Baca juga: Apakah Ketersediaan Netflix Akan Mengurangi Pembajakan Film di Indonesia? Charger portabel dari Gogoro mungkin dapat mendongkrak penjualan skuter pintar merekaPada perhelatan CES sebelumnya, Gogoro berhasil mencuri perhatian para pengunjung lewat skuter listrik pintar mereka yang keren. Kemudian timbul tantangan baru, yaitu mengenai isu sumber dayanya, mengingat perusahaan tersebut mau tidak mau harus mendirikan stasiun pengisian daya di kota-kota agar scooter ini dapat digunakan sehari-hari. Kini mereka telah mengungkap rencana untuk mengatasi isu tersebut: yaitu dengan menjual pod pengisi ulang berukuran mini dan menciptakan jaringan baterai secara crowdsource. Dengan begitu, setiap pengguna Gogoro dapat saling bertukar atau mengisi daya skuter mereka. Simak berita lengkapnya di sini. Nvidia meluncurkan supercomputer untuk self-driving carNvidia dikenal sebagai produsen kartu grafis buat gamer. Kini, mereka membuat chip yang dikhususkan untuk self-driving car atau mobil dengan kendali otomatis. Pada gelaran CES tahun ini, mereka memperkenalkan generasi kedua dari Drive PX, yang mereka sebut sebagai supercomputer seukuran kotak bekal makanan. Benda ini mampu memroses footage dari 12 kamera video dan sensor. Kekuatannya setara dengan 150 MacBook Pro. Baca ulasan lengkapnya di sini. Action cam Nikon mampu mampu merekam video 4K 360 derajatNikon resmi bersaing dengan GoPro. Bahkan, serangan yang mereka siap lancarkan terhadap GoPro tak main-main. KeyMission 360 adalah action cam pertama besutan Nikon. Kamera ini mampu merekam video 360 derajat pada resolusi 4K. Saat ini belum ada satu pun kamera GoPro yang memiliki kemampuan seperti itu. Namun, kamu harus sabar karena Nikon belum mau membocorkan harganya dan kapan produk ini akan tersedia di pasaran. Baca selengkapnya di The Verge. KIA ikut berkompetisi dalam balapan self-driving carPabrikan mobil asal Korea Selatan, KIA, telah mengumumkan rencana mereka untuk fokus menciptakan mobil tanpa pengemudi pada tahun 2030, sekaligus menjadi pendatang paling baru yang meramaikan ranah ini. Toyota, GM, Ford, Volvo, dan Tesla sudah lebih dulu bergabung. Simak ulasan lengkapnya di The Verge. Kehadiran mobil konsep yang semakin beragamBeberapa pabrikan mobil menampilkan pertunjukkan yang mengesankan di panggung CES tahun ini. Volkswagen mencoba membuat publik melupakan skandal emisinya dengan menghadirkan mobil konsep yang memiliki dasbor unik. Pada dasarnya, dasbor tersebut berupa layar memanjang. BMW juga mengungkapkan mobil sport konsep mereka dengan dasbor yang keren. Terdapat layar yang membuat kamu dapat memilih sesuatu tanpa menyentuhnya. Tunjuk saja item yang kamu mau, dan komputer akan segera memahami keinginanmu. Intel memperkenalkan jajaran perangkat keren terbaruIntel tak akan puas dengan hanya menyandang predikat sebagai pabrikan pembuat mikroprosesor nomor satu. Kini mereka menciptakan gadget buatan sendiri dan menyematkan teknologi terpadu mereka ke dalamnya. Recon Instruments, sebuah perusahaan teknologi yang kini dipegang Intel, mengumumkan peluncuran helm smart paintball yang dapat mengubah pertandingan paintball menjadi seperti permainan komputer. Helm ini dapat menunjukkan lokasi tim kamu, sisa amunisi yang kamu miliki, dan peta area permainan. Produk lain yang mereka perkenalkan di antaranya komputer seukuran kancing yang dapat dipasang di baju, dan pelayan robot yang terintegrasi dengan hoverboard, ini digarap bareng dengan Xiaomi dan Segway. Intel juga menjalin kerja sama dengan Oakley dalam menciptakan kacamata pintar dan New Balance untuk membuat sepatu lari pintar atau. Surganya pecinta gadgetAjang CES menjadi panggung bagi banyak peluncuran gadget dan pembaruan produk dari brand terkenal. Samsung menghadirkan kulkas pintar atau smart fridge dengan layar smartphone berukuran besar yang menempel di pintunya. Kamu dapat memesan kebutuhan makanan langsung dari layar tersebut. Tak mau ketinggalan, LG juga mengungkap kehadiran perangkat pintar berteknologi tingginya. Mereka juga mengumumkan TV OLED, kulkas, mesin cuci, dan penjernih udara. Dell meluncurkan monitor yang dudukannya dapat berfungsi sebagai pengisi daya nirkabel. Terdengar keren, bukan? Razer merilis gaming ultrabook dan sebuah webcam. Casio akhirnya mengumumkan smartwatch perdana mereka dengan desain tangguh. Di panggung yang berbeda, Huawei menyematkan kristal Swarovski ke dalam rangkaian smartwatch yang khusus ditujukan bagi kaum hawa. Fitbit ikut meramaikan pertarungan di ranah smartwatch dengan meluncurkan perangkat yang dapat berganti strap, mirip seperti Apple Watch. Namun, para investor tampaknya kurang antusias dengan langkah yang mereka ambil. Informasi terakhir datang dari Sony yang meluncurkan action cam, bersama dengan jajaran televisi dan gadget konvensional lainnya. Ikuti liputan lengkap CES kami di sini. Artikel ini merupakan hasil dari liputan yang dibiayai oleh CES. (Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Inilah Sejumlah Pengumuman Penting di CES 2016 yang Mungkin Kamu Lewatkan appeared first on Tech in Asia Indonesia. | |||||||||||||||||||||||||||
[REVIEW] Asus Zenfone 2 Laser: Smartphone Terjangkau dengan Otofokus Cepat Posted: 05 Jan 2016 08:05 PM PST Sepanjang tahun 2015, ada beberapa smartphone kelas menengah yang tak hanya menawarkan harga murah, tetapi juga spesifikasi mumpuni. Jika sebelumnya ada Xiaomi Redmi 2 Prime dan Alcatel Flash 2, Asus juga ikut bermain di kelas ini lewat Zenfone 2 Laser. Sesuai dengan nama belakangnya, Asus Zenfone 2 Laser lebih menonjolkan kecepatan fokus kamera berkat bantuan teknologi laser. Langkah ini merupakan upaya Asus dalam menarik para pengguna awal smartphone yang juga menyukai fotografi, namun tidak ingin mereka merogoh kocek terlalu dalam. Sebab, salah satu smartphone dari seri Zenfone ini dirilis dengan harga yang relatif terjangkau. Tak hanya itu, sokongan prosesor yang ditawarkan juga tak seperti Zenfone 2 pendahulunya. Nah, bagaimana pengalaman saya selama menjajal Asus Zenfone 2 Laser? Simak pembahasan lengkapnya berikut ini. DesainKeseluruhan desain bodi Zenfone 2 Laser ini masih seperti seri Zenfone 2. Ergonomis, kompak, dan mengusung konsep desain sama, yakni Arc. Pada bagian atas bodi, terdapat tombol power yang penempatannya terkadang membuat saya suka canggung. Namun bentuk cembung pada sisi belakang bodi sedikit banyak memberi kemudahan penggunaan, sekaligus handy saat membawanya dalam genggaman. Penutup bodi belakangnya nampak elegan, walau sayangnya menggunakan material yang menjadi magnet bagi sidik jari atau minyak. Meski begitu, saya dapat membersihkannya dengan cepat. Cukup diusap dengan lap basah. Menariknya lagi, pada bagian cover-nya tersemat dual tone flash dan laser yang mengapit lensa kamera. Ketika penutup belakang dibuka, kita akan menemukan dua buah selot kartu SIM yang bisa diaktifkan secara bersamaan. Terdapat juga selot microSD untuk tambahan memori. Sekadar informasi, model ZE500KG yang saya uji ini masih menggunakan jaringan 3G. Asus menyediakan pula varian 4G, namun dalam opsi layar lebih besar. LayarZenfone 2 Laser memiliki bentang layar 5 inci dengan resolusi 1280 x 720 piksel yang memiliki kerapatan 294 ppi. Layarnya telah mengusung teknologi IPS yang memberikan sudut pandang lebar. Supaya memberi perlindungan ekstra, Asus memberi layar berlapis Corning Gorilla Glass 4 terbaru yang diklaim 2,5 kali lebih kuat dari layar biasa. Kualitas layar tergolong baik dengan tingkat akurasi warna cerah, namun tidak membuat mata sakit. Smartphone ini pun sudah mendukung hingga 10 titik sentuh pada touchscreen-nya. Soal software, Zenfone 2 Laser menggunakan antarmuka ZenUI 2.0 yang berjalan pada platform Android Lollipop versi 5.0. Sayangnya, Asus tetap menyertakan bloatware, seperti Asus Cover, WebStorage, Asus Support, hingga aplikasi sosial ZenCircle dan ZenTalk. Tetapi sebagian aplikasi saya rasakan bermanfaat lebih buat pengguna, contohnya Do It Later, PC Link, maupun Share Link. Keberadaan banyak aplikasi buit-in ini cukup memakan penyimpanan internal smartphone yang kapasitasnya sebesar 16 GB. Bicara soal memori, Asus Zenfone Laser 2 dilengkapi RAM 2 GB. ZenUI sendiri memiliki dukungan ZenMotion dengan berbagai fitur sentuhan pintar. Fitur-fitur tersebut dapat ditemukan pada menu pengaturan yang memungkinkan pengguna lebih cepat mengaplikasikan fungsi-fungsi smartphone. Misalnya, menyalakan layar saat tidak aktif dapat dilakukan dengan mengetuk layar sebanyak dua kali. Lalu, kita bisa menuliskan huruf "C" untuk membuka aplikasi kamera. Menggambar “V” pada permukaan layar, misalnya, akan membuka deretan dial contact. Pengguna yang bertangan mungil dapat mengaktifkan fitur One-Hand Mode. Fitur memungkinkan tampilan antarmuka yang lebih kecil. Pengalaman navigasi pun menjadi kian ringkas. KameraMengingat harganya yang terjangkau, pengguna ditawarkan kamera dengan resolusi 8 MP. Ketika saya menguji kemampuan teknologi laser untuk melakukan otofokus cepat, ternyata fokus mampu dicapai dalam waktu 0,03 detik—bahkan saat memotret dalam kondisi minim cahaya. Namun di balik itu, saat memotret pemandangan perumahan pada pagi hari, kecepatan bidik kamera dengan aperture f/2.0 tersebut hanya menghasilkan foto sebatas tajam dan baik, tapi belum terbilang memuaskan. Saat memotret dalam ruangan dengan hanya bantuan sedikit cahaya langit sore hari, tambahan Dual LED Tone Flash-nya mampu ciptakan foto yang jelas, namun dengan noise. Menjajal kamera depan beresolusi 5 MP, hasil foto pun cukup baik. Selain masih mengandalkan fitur Real Beautification, Zenfone 2 Selfie juga hadir dengan Mode Selfie Panorama. Fitur ini bisa membuat foto beramai-ramai makin mudah. Kita tinggal memotret dengan menekan tombol volume di belakang bodi, lalu menggeser arah kamera ke kiri dan ke kanan agar mendapatkan sudut yang lebih luas. Untuk memperseru pengalaman fotografi lainnya, Asus menawarkan banyak modus kamera. Selain Beautification, ada modus HDR yang bisa diterapkan pada kamera depan dan belakang. Khusus untuk kamera belakang, tersedia modus Super Resolution yang memungkinkan kita untuk menaikkan tingkat kecerahan kamera, Depth of Field untuk mendapat gambar bokeh, Selfie yang memungkinkan kamera mendeteksi hingga empat wajah saat berfoto selfie, hingga fitur Smart Remove yang memungkinkan kita memindahkan objek yang tak diinginkan pada foto.
PerformaDi sisi hardware, ASUS Zenfone 2 Laser mengandalkan prosesor yang sudah tidak lagi disokong Intel, melainkan Qualcomm Snapdragon 410 Quad-Core 64-bit berkecepatan 1,2 GHz. Kinerja grafis didukung Adreno 306. Ketika dicoba bermain game Fast & Furious Legacy, kinerja permainan adu kecepatan mobil balap ini terasa mulus tanpa dirasakan adanya lag. Sedangkan ketika dibuat bermain Star Wars Galaxy of Heroes, tampilan grafis terlihat tajam. Usai bermain dengan smartphone ini selama kurang lebih satu jam, saya merasakan hangat pada belakang bodinya. Namun tidak sampai ditemukan kejadian aplikasi seketika berhenti. Untuk uji benchmark menggunakan Geekbench 3, skornya sebesar 486 (Single-Core) dan 1.429 (Multi-Core). Sementara hasil pengujian dengan Quadrant Standar menghasilkan skor sebesar 14.386. Baca juga: Menjajal 4 Varian Terbaru Asus Zenfone Berkamera Laser Otofokus dan Illusion Cover Apakah layak beli?Sebagai smartphone seharga Rp2 juta kurang seribu, Asus Zenfone 2 Laser sepertinya akan memenuhi harapan konsumen yang ingin mendapatkan fokus kamera cepat ala smartphone dengan banderol harga tinggi, seperti LG G4 atau Samsung Galaxy S6. Meski ini harus dibayar dengan kamera 8 MP yang hasil fotonya kurang maksimal. Overall, Asus sangat pintar dalam menyiasatinya. Mereka membenamkan kinerja prosesor yang cukup gegas untuk menopang game 3D, sekaligus keberadaan fitur melimpah termasuk pada sisi kamera. Selanjutnya, semua terserah kamu yang kenyataannya hanya punya bujet seadanya. (Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah dan Pradipta Nugrahanto) The post [REVIEW] Asus Zenfone 2 Laser: Smartphone Terjangkau dengan Otofokus Cepat appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Gadget – Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar