PROMO SANDISK :

PROMO SANDISK :
Flash Drive Android

Harga HP

Senin, 28 Maret 2016

Info Gadget Terbaru Dari Tech In Asia

Info Gadget Terbaru Dari Tech In Asia


OnePlus X “Lahir” Lagi di Indonesia?

Posted: 28 Mar 2016 07:14 AM PDT

Membaca judul di atas, mungkin kamu akan bertanya-tanya, mengapa kami membahas lagi OnePlus X setelah melakukan hands-on dan review di tahun 2015 lalu. Hari ini (28/3), OnePlus akhirnya resmi melakukan penjualan smartphone ini dengan menggandeng Blibli.

Akan tetapi, tidak hanya itu saja, ada beberapa fakta menarik seputar "kehadiran" kembali perangkat ini di tanah air. Apa saja? Simak saja di bawah ini.

Turun harga

Bulan Oktober lalu harga OnePlus X berada di kisaran Rp4 juta. Kabar gembiranya, harganya telah turun menjadi Rp3,4 juta saja. Bila kamu beruntung mendapatkannya hari ini, kamu akan mendapati harganya menjadi Rp2,8 juta saja. Diskon tambahan didapat dari mendaftar di forum OnePlus dan potongan dari kartu kredit yang telah bekerja sama dengan Blibli.

Terkait penurunan harga ini, Community Manager OnePlus, Shinta Hawa Tandari, mengatakan penyebabnya bukan hanya karena produk ini sudah lama diluncurkan namun baru dijual resmi. "Kurs juga berpengaruh, sih, tapi terlepas dari itu kami ingin menghadirkan produk dengan harga yang sesuai dengan pasar Indonesia," tuturnya.

OnePlus X "Versi Indonesia"

OnePlus X_2

Apakah ada perbedaan OnePlus X yang dirilis sekarang dengan yang dulu sudah diperkenalkan pada rilis global? Di sini ada fakta menarik yang dikemukakan tim OnePlus. "Yang dijual adalah versi 3G," tutur Shinta. Lo, apanya yang Indonesia?

Shinta menambahkan bila kebijakan ini dikeluarkan sebagai solusi atas sulitnya proses sertifikasi TKDN untuk perangkat 4G di Indonesia. Buat kamu yang belum tahu, versi global OnePlus X sudah mendukung 4G.

Konsumen sudah cukup pintar dalam menyikapi hal ini. Yang pasti, perangkat yang kami jual 3G.

Tidak dijelaskan pasti, memang, apa yang dimaksud dengan "cukup pintar" tadi. Namun Shinta memberikan clue dengan mengatakan bila proses root sekalipun tidak akan menghapus garansi. Sekadar informasi, saat ini sudah ada 11 service center OnePlus yang ada di Indonesia.

Ketika ditanya mengapa OnePlus tidak menggandeng partner lokal seperti yang dilakukan vendor lain, Shinta menimpali bila cost untuk itu terlalu tinggi bagi perusahaan rintisan. "Meskipun sudah berjalan dua tahun, OnePlus tetap sebuah startup. Selain itu, proses TKDN sendiri sangat lama, dan mengakibatkan banyak produk yang terhambat penjualannya," lanjutnya.

Bagaimana kelanjutan OnePlus 2?

Masih gara-gara TKDN tadi, OnePlus 2 yang hadir dengan spesifikasi memukau dan harga cukup menggiurkan harus batal masuk ke Indonesia. Lalu apakah dengan tidak menyertakan fitur 4G, OnePlus 2 akan masuk ke Indonesia?

Sejauh ini dari pihak OnePlus regional masih mengatakan tidak akan memasukkan OnePlus 2. OnePlus X juga dinilai lebih pas untuk pasar Indonesia.

Ke depan, tentu kamu berharap bisa mendapatkan OnePlus 3 secara resmi di tanah air. Apakah perangkat ini juga akan hadir "hanya" dengan fitur 3G? Shinta sendiri belum bisa memberikan kepastian.

"Saat ini OnePlus 3 masih berada dalam tahap pengujian. Namun untuk sementara bisa jadi akan hadir tanpa dukungan 4G," tandasnya.


Pihak Blibli, selaku partner OnePlus untuk penjualan produknya, berharap bila pemerintah tidak "tebang pilih" dalam memberikan izin penjualan smarthone 4G di berbagai e-commerce di tanah air.

Bagaimanapun, keputusan OnePlus untuk tidak menghadirkan fitur 4G di perangkatnya tentu menimbulkan banyak tanda tanya, hal ini dikarenakan mayoritas operator seluler di tanah air semakin gencar menghadirkan layanan berbasis 4G.

Baca juga: Kesan 5 Menit Menggunakan OnePlus 2

(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)

The post OnePlus X "Lahir" Lagi di Indonesia? appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Ketika Apple Mencemooh 600 Juta Pengguna PC “Jadul”

Posted: 27 Mar 2016 09:00 PM PDT

Acara press conference Apple yang diadakan Selasa (22/16) berjalan seperti biasanya. Beberapa produk baru diperkenalkan, beberapa video promosi, dan pidato mengenai ambisi mereka untuk mengubah dunia lewat produk-produknya. Namun, di antara semua hal "standar" yang terjadi saat itu, ada satu momen menarik.

Di awal presentasi iPad terbaru, Phil Schiller menyebutkan bahwa banyak pengguna iPad yang beralih dari PC. “Ini statistik yang mengejutkan,” ucapnya sembari menatap serius para hadirin, sebelum ia mengungkapkan bahwa ada lebih dari 600 juta PC "jadul" yang usianya lebih dari 5 tahun.

“Fakta yang menyedihkan,” sambungnya.

Para hadirin tertawa.

“Memang benar,” katanya, ia mencoba melanjutkan presentasinya sebelum disambut oleh gelak tawa dan tepuk tangan para hadirin yang semakin membahana di seisi ruangan. “Ada banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh mereka (pengguna PC jadul) jika menggunakan iPad Pro,” pungkasnya.

Jika kamu ingin menonton sendiri lewat tautan ini, momen tersebut dimulai pada menit 47 detik 17.

apple-laughter-750x421

Bagi sebagian besar orang, apa yang dikatakan Phil terdengar seperti komentar "tak berdosa" mengenai pasar yang ingin Apple jangkau. Namun, semakin saya merenungkannya, semakin saya merasa bahwa saya tersinggung oleh komentarnya yang begitu dangkal dan bodoh tersebut.

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Memutuskan Membeli iPhone SE


Mari kita bahas bersama.

Hanya ada dua alasan utama mengapa para pengguna PC "jadul" tak mengganti komputer mereka yang sudah berusia lima tahun lebih dengan yang lebih baik:

*1. Mereka belum punya uang untuk upgrade PC mereka.
*2. Mereka tak memerlukan upgrade.

Kategori pertama

Bagi mereka yang termasuk kategori pertama, iPad Pro jelas bukan jalan keluar. Model paling murah dengan spesifikasi paling rendah dihargai mulai dari US$600 (sekitar Rp7,8 juta). Ada banyak PC yang menawarkan spesifikasi lebih tinggi dengan kisaran harga tersebut.

Bahkan, meski kamu berminat meminang tablet, kamu bisa pertimbangkan Surface 3 dari Microsoft. Meski tampilan layarnya tak sebaik iPad Pro, namun kapasitas penyimpanannya dua kali lipat lebih lega, harganya pun US$100 (sekitar Rp1,3 juta) lebih murah.

Jika kamu memang tak mampu untuk upgrade PC dengan laptop murah yang baru atau tablet Surface, sudah barang tentu kamu juga tak akan mampu membeli iPad Pro. Maka, jika kamu adalah satu dari sekian banyak orang yang mungkin sedang menggunakan PC jadul karena belum mampu upgrade saat ini, komentar Phil mungkin telah membuat kamu mengelus dada.

Tak mampu upgrade PC? Kasihan sekali! Apple seakan menertawakan nasib kamu, namun tak menawarkan solusi yang konkret dengan menghadirkan produk-produk terjangkau.

Jika kamu tak punya uang untuk upgrade PC kamu, sudah jelas kalau kamu tak akan mampu membeli PC (atau gadget lainnya?) disini.

Jika kamu tak punya uang untuk upgrade PC, sudah jelas kalau kamu tak akan mampu membeli PC (atau gadget lainnya) di sini

Kategori kedua

Mungkin Phil merujuk para pengguna PC model lama yang merasa belum perlu untuk mengganti PC mereka, namun punya uang untuk membeli yang baru.

Kendati demikian, dari cara Phil berkomentar, terkesan seperti Apple tidak menghargai keberadaan perangkat yang masih berfungsi—bukannya rusak—setelah bertahun-tahun digunakan.

Saya bukannya tak bersikap netral di sini, sebab saya masuk ke dalam kategori kedua. Saya bukan pengguna PC, saya menulis artikel ini di laptop Apple saya yang kini berusia lebih dari lima tahun.

Kenapa saya belum menggantinya dengan yang baru? Sebab saya merasa belum perlu. Terlepas dari isu pada kipas dan baterai, laptop yang saya beli pada tahun 2011 ini masih berfungsi seperti biasa.

Saya juga punya PC desktop yang kini berusia lima tahun. Saya juga belum menggantinya dengan yang lebih baik. Kenapa? Sebab ini namanya PC desktop: Saya bisa membongkar dan mengganti komponen-komponen di dalamnya. Saya tak perlu membeli satu set PC yang baru.

Mungkin Apple menganggap bahwa perangkat keras yang mampu bertahan selama lima tahun tahun adalah perangkat yang menyedihkan.

Baca juga: Apple Luncurkan Aplikasi Music Memos, Mudahkan Membuat Lagu Kapan Saja

Dengan kata lain: Saya membeli perangkat keras yang mampu memenuhi kebutuhan saya selama bertahun-tahun. Saya membeli perangkat keras yang dapat dengan mudah dibongkar pasang dan ditingkatkan kemampuannya, sehingga dapat beradaptasi seiring dengan kemajuan teknologi, dengan cara yang tak bisa dilakukan produk buatan Apple.

Saya ingin bertanya pada Phil, apanya yang “menyedihkan” dari hal tersebut? Apanya yang lucu?

Sungguh, apa yang sebenarnya ingin Apple katakan? Apakah memang lucu dan menggelikan jika ada perangkat keras yang mampu bertahan dan berfungsi dengan baik selama lima tahun lebih?

Ataukah memang lucu dan menyedihkan jika ada sebagian orang yang tahu kalau Apple merilis produk baru—yang katanya “revolusioner”—tiap tahun, namun mereka tetap tak tertarik membelinya.

Berdasarkan pengalaman saya menggunakan produk Apple, saya justru merasa produk Apple tidak awet. Sejak tahun 2011, saya telah membeli dua iPhone (sudah tak berfungsi), beberapa konektor dan colokan (keduanya juga sudah tak berfungsi, saya pun akhirnya memilih produk imitasi), serta satu baterai laptop tambahan (hampir mati dan perlu diganti).

Mungkin Apple menganggap bahwa perangkat keras yang mampu bertahan selama lima tahun adalah benda yang "menyedihkan" dan menggelikan. Namun sebagai konsumen, saya jelas tidak sependapat.

Apakah "benda" ini mampu menggantikan semua peran PC model lama saya?

Apakah “benda” ini mampu menggantikan semua peran PC model lama saya?

Beri kami alasan yang konkret

Saya tahu alasan mengapa komentar Phil dan respons penonton membuat saya begitu terganggu. Karena Apple tak memberi alasan yang konkret bagi para pengguna PC lama untuk memperbarui perangkatnya ke iPad Pro. Mereka mendikte 600 juta pengguna tersebut sebagai orang yang "menyedihkan," namun gagal menyajikan alasan yang tepat mengapa iPad Pro dapat memberi pengalaman yang lebih baik, terlepas dari fakta sederhana bahwa ini perangkat yang lebih baru.

Ya, iPad Pro punya stylus yang serba guna. Alat yang sangat cocok bagi seniman, namun sebagian besar orang tak berprofesi sebagai seniman dan tak peduli pada kehadiran alat itu.

Ya, iPad Pro dilengkapi layar yang memanjakan mata. Fitur yang sangat cocok bagi seniman, namun sebagian besar orang tak berprofesi sebagai seniman dan tak peduli pada kehadiran fitur itu.

Ya, iPad Pro kini dilengkapi Night Shift, yang dapat mengurangi dampak buruk ketika menatap layar iPad di malam hari. Namun, aplikasi f.lux sudah beredar sejak tujuh tahun yang lalu, bahkan gratis, dan menawarkan fungsi yang sama buat pengguna PC serta Mac. Ada banyak aplikasi serupa juga di Android dan Windows.

Jika Apple memang berniat membidik 600 juta pengguna PC lama tersebut, nampaknya mereka telah gagal melakukannya. Sudah lebih dari lima tahun semenjak saya merasa perlu upgrade komputer utama saya, dan presentasi iPad Pro yang saya saksikan beberapa hari yang lalu itu tak mengubah pendirian saya.

Mungkin, Apple hanya ingin mengejek kita. Karena itulah para penonton tertawa dan bahkan bertepuk tangan.

Menggunakan mesin yang sama selama lima tahun? Betapa mengenaskan! Syukurlah kita hidup di zaman masyarakat madani, ketika semua orang mengganti gadget mereka setiap dua tahun sekali.

Kepada Phil dan Apple, maafkan saya, namun jika itu yang kalian sebut "revolusioner," saya tidak setuju.

Baca juga: Apple Watch Adalah Ide yang Bodoh dan Menunjukkan Bahwa Apple Mulai Tertinggal Dalam Hal Inovasi

(Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)

The post Ketika Apple Mencemooh 600 Juta Pengguna PC "Jadul" appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...