Info Gadget Terbaru Dari Tech In Asia |
Bocoran Terbaru Seputar OnePlus 3, Langsung dari Sang CEO Posted: 04 Mar 2016 01:24 AM PST Saya tengah berada di kantor OnePlus di Bangalore, India, yang letaknya berdampingan dengan markas Flipkart. Sekitar 50 pengguna smartphone OnePlus berkumpul bersama CEO Pete Lau yang ketika itu sedang berada di India. Dengan bantuan seorang juru bahasa, Pete menampung saran mengenai apa saja hal-hal yang ingin mereka temukan dalam produk OnePlus selanjutnya—OnePlus 3, yang diprediksi akan muncul ke hadapan publik pada kuartal kedua tahun ini. Ia juga mendengar masukan mengenai apa saja hal-hal yang disukai dan tidak disukai para pengguna OnePlus terhadap produk yang terakhir kali mereka rilis tahun lalu, OnePlus 2. Mulai dari smartphone yang mudah panas, daya tahan baterai, konektivitas, resolusi layar, ukuran. Baca juga: [Update] OnePlus 2: Kumpulan Fakta Menarik Metode baru dalam merancang AndroidPete menghimpun saran dan masukan dari para penggunanya saat ia mengunjungi berbagai negara dan bertemu mereka secara langsung. Ini adalah metode pengembangan produk baru yang dilakukan produsen smartphone terkemuka di dunia. ![]() Pete Lau tengah menyimak saran dan masukkan dari salah seorang pengguna. "Kami melakukan metode ini bahkan sejak awal pertama kami berdiri. Kami telah menciptakan suatu budaya di perusahaan, yaitu mengembangkan suatu produk bersama para pengguna kami," ujar Pete, yang merupakan mantan Senior Executive di Oppo Electronics. Ia memutuskan berhenti pada 2013 untuk membangun brand smartphone sendiri. Berdiri sejak Desember 2013, OnePlus kini telah menjual smartphone di 36 negara melalui kanal e-commerce. "Metode ini sesederhana bertanya kepada pengguna aplikasi apa yang paling sering mereka pakai, lalu kami pun integrasikan aplikasi tersebut ke dalam model smartphone kami selanjutnya," imbuhnya. Saya ingat ketika OnePlus 2 menimbulkan suhu hangat yang tidak nyaman pada saat saya pertama menggunakannya. Masalah tersebut teratasi berkat perangkat lunak yang diperbarui keesokan harinya. "Sumber masalahnya terletak pada platform Snapdragon yang belum sempurna. Masalah tersebut akan teratasi seiring dengan semakin disempurnakannya platform tersebut," beber Pete kepada penggunanya di India. General manager mereka di wilayah India, Vikas Agarwal, dengan sigap mencatat semua permasalahan dan masukan dari semua pengguna pada sebuah papan tulis. Perusahaan yang kini berusia dua tahun tersebut telah berpegawai 20 orang di India dan sekitar 800 orang secara global. Hingga kini mereka telah menjual 1,5 juta ponsel, satu juta di antaranya terjual di pasar India saja. Amazon menjadi partner penjual eksklusif di India. Pete bertanya, "Jadi, berapa banyak uang yang rela kalian keluarkan demi menukar OnePlus lama kalian dengan versi terbaru nanti (OnePlus 3)?"Mereka serempak menjawab, US$147 (sekitar Rp1,9 juta). Berbeda halnya dengan perusahaan perangkat lunak, yang menyediakan tautan unduh versi beta di situs merilis minimum viable product terlebih dulu, perusahaan perangkat keras jarang menghadirkan produk uji coba kepada pelanggan sebelum benar-benar diluncurkan. "Beri kami smartphone versi beta untuk kami uji sebelum kamu melemparnya ke pasaran," ucap salah seorang pengguna. "Saya menyarankan kamu untuk membuat fasilitas uji coba bagi pengguna sebelum mereka memutuskan untuk membeli produk OnePlus," timpal pengguna yang lain. Pete menyimak saran dari mereka serta memberi mereka pilihan. "Mana yang akan kalian pilih untuk smartphone OnePlus selanjutnya: RAM 4 GB dengan ruang penyimpanan 128 GB, atau RAM 6 GB dengan ruang penyimpanan 64 GB?" Mayoritas pengguna memilih opsi yang pertama. Hal yang wajar mengingat RAM 4 GB juga belum dimaksimalkan untuk perangkat mobile. Jadi, kira-kira seperti apa spesifikasinya?OnePlus telah mengadakan 25 pertemuan penggemar seperti ini dalam beberapa bulan ke belakang. Semua saran ditampung dan dipertimbangkan saat mereka mulai mengembangkan bakal penerus OnePlus 2. Berikut daftar saran dari pengguna mereka di India untuk OnePlus 3:
OnePlus tak akan pernah membuat ponsel murahIndia merupakan pasar yang besar dimana harga rata-rata smartphone Android di sana berkisar di angka US$59 (sekitar Rp790 ribu). Sebagian pengguna gemar mendengarkan lagu Bollywood di ponsel mereka menggunakan aplikasi, atau dari feature phone jika mereka tak punya smartphone. Ada 900 juta pengguna perangkat mobile yang terdaftar, namun hanya 300 juta orang yang memiliki smartphone. Daya beli menjadi penghalang utama. Smartphone OnePlus dihargai sekitar US$251 (sekitar Rp3,3 juta) hingga US$369 (sekitar Rp4,9 juta) di India. Pesaing mereka seperti Motorola dan Xiaomi memiliki ponsel dengan harga yang sama tingginya, namun mereka juga membuat ponsel Android low-end dengan banderol harga sekitar US$88 (sekitar Rp1,1 juta). Saya bertanya, "India merupakan pasar yang besar. Apa kamu mau membuat ponsel murah?" "OnePlus tak akan pernah sekalipun membuat ponsel murah. Tujuan utama kami adalah menjadi manufaktur smartphone premium terbesar di dunia," jawab Pete. Pete juga menegaskan bahwa perusahaannya tak akan menjual smartphone secara offline. "Kantor Flipkart ada di samping kantor kalian. Akankah kalian menjual produk OnePlus melalui mereka selain lewat Amazon?" saya kembali bertanya. "Biar waktu yang menjawab," ujarnya menutup perbincangan sembari ia bersiap memotong kue ulang tahunnya bersama para fan OnePlus. Baca juga: Virtual Reality Sebagai Metode Marketing, Ampuhkah? (Diterjemahkan oleh Faisal Bosnia Ahmad dan diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah) The post Bocoran Terbaru Seputar OnePlus 3, Langsung dari Sang CEO appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Gadget – Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar