Info Gadget Terbaru Dari Tech In Asia |
Kelemahan Sensor Sidik Jari sebagai Alat Autentikasi di Smartphone Posted: 14 May 2016 05:40 AM PDT Salah satu tren di smartphone Android tahun ini adalah fitur sensor sidik jari yang memiliki fungsi utama sebagai alat autentikasi keamanan smartphone. Ada yang diletakkan di bagian belakang maupun di depan, jadi pengguna bisa dengan mudah menggunakan sidik jari mereka untuk membuka smartphone yang terkunci. Logikanya hal ini akan menyulitkan orang lain yang ingin menyalahgunakan smartphone kamu, karena hanya bisa dibuka dengan sidik jari yang telah didaftarkan. Namun, muncul pertanyaan, apakah alat sensor sidik jari tersebut benar-benar aman? Mudah diduplikasi
Baru-baru ini Vkansee, sebuah perusahaan biometrik asal Amerika Serikat, memamerkan bagaimana alat sensor sidik jari di smartphone sangat mudah untuk dibobol. Alat yang diperlukan adalah sebuah alat cetakan gigi untuk merekam sidik jari pengguna, serta malam (seperti mainan Play-Doh) yang digunakan untuk membuat cetakan. Cetakan yang terbuat dengan bantuan kedua alat tersebut kemudian ditempelkan di alat sensor jari. Dalam uji coba yang dilakukan oleh The Verge menggunakan alat dan metode tersebut, ternyata mereka sukses membuka kunci di iPhone 6 dan Galaxy S6 Edge. Cetakan yang terbuat dari mainan anak ternyata bisa digunakan untuk menduplikasi sidik jari manusia dengan mudah pada sebuah uji coba yang melibatkan pemilik sidik jari. Lalu apakah duplikasi sidik jari bisa dilakukan dengan metode lain? Ya, duplikasi sidik jari ternyata tidak hanya bisa dilakukan dengan mencetak ulang sidik jari seseorang seperti cara di atas. Ada juga metode lain, seperti yang pernah dilakukan oleh peneliti keamanan bernama Starbug. Ia berhasil melakukan rekonstruksi ulang sidik jari milik menteri pertahanan Jerman dari sebuah foto beresolusi tinggi. Starbug kemudian menantang pemerintah Jerman, bahwa ia bisa membuka smartphone milik menteri pertahanan Jerman dari sidik jari tersebut. Tidak dapat diubah-ubahKedua cara tersebut mungkin membuat kamu meragukan keamanan sensor sidik jari yang terdapat di smartphone. Apalagi alat sensor sidik jari menyimpan datanya di smartphone pengguna dan hanya bisa dibuka menggunakan sidik jari yang telah terdaftar. Selain itu, kamu juga tidak bisa mengubah sidik jari kamu. Artinya apabila sidik jari kamu telah dicuri, si pencuri bisa memiliki akses seumur hidup terhadap keamanan kamu. Beda halnya dengan keamanan menggunakan kode sandi yang bisa kamu ubah kapan saja. Walaupun memakan waktu yang sedikit lebih lama untuk membuka smartphone, kamu dapat mengubah-ubahnya kapanpun sesuai kebutuhan. ![]() Sumber gambar: KecamatanPonjong.wordpress.com Data juga tersimpan di tempat lainSelain itu, pemerintah Indonesia sendiri telah lama menerapkan E-KTP yang dalam pembuatannya terdapat proses merekam sidik jari pemilik E-KTP. Dengan demikian, pemerintah Indonesia telah mengumpulkan data sidik jari penduduk Indonesia ke dalam sebuah database. Bisa dibayangkan apabila database sidik jari tersebut bocor dan datanya muncul ke publik. Akses terhadap data sidik jari akan semakin mudah, dan bisa saja digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk membuka kunci smartphone dan menghapus semua datanya. Di lain sisi, dengan database tersebut, pemerintah dalam hal bidang pertahanan bisa menggunakan data tersebut untuk mengurus kasus kriminalitas. Bagaimanapun, kasus pencurian smartphone dengan menduplikasi sidik jari pemilik memang belum banyak terjadi. Namun, sebagai keamanan tidak ada salahnya apabila kamu kembali menggunakan kode sidik jari sebagai alat keamanan alternatif untuk smartphone kamu. (Diedit oleh Iqbal Kurniawan) The post Kelemahan Sensor Sidik Jari sebagai Alat Autentikasi di Smartphone appeared first on Tech in Asia Indonesia. |
You are subscribed to email updates from Gadget – Tech in Asia Indonesia. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar