PROMO SANDISK :

PROMO SANDISK :
Flash Drive Android

Harga HP

Minggu, 19 Juni 2016

Begawei

Begawei


Indosat Ooredoo Hadapi Masalah Serius

Posted: 18 Jun 2016 02:40 AM PDT

BRTI Bertindak, Masalah Indosat Tak Main-Main – Perusahaan yang dulunya milik negara, Indosat, kini sudah bersatu dengan perusahaan multi nasional Ooredoo dan mengusung branding baru Indosat Ooredoo. Nampaknya, penyatuan perusahaan ini sedikit banyak dipaksakan. Pasalnya, menejemen baru di bawah kepemilikan baru seperti tak begitu mengenal iklim bisnis operator seluler di Indonesia.

indosat ooredoo hadapi masalah serius

Di lansir dari Kompas (18/6/2016), Indosat Ooredoo dikabarkan telah melakukan promosi berbahaya melalui salah satu branding di bawahnya IM3 Ooredoo. Pasalnya, Indosat Ooredoo dengan sengaja mencatut salah satu pesaing beratnya yakni Telkomsel. Parahnya lagi, pencatutan nama pesaingnya tersebut ditempatkan dalam posisi yang lebih inferior ketimbang Indosat Ooredoo yang tentunya sangat bermasalah dari sisi etika bisnis bahkan hukum.

Sumber yang sama menyebutkan bahwa promotor Indosat Ooredoo sampai hati menyebut dalam spanduknya, "Cuma IM3 Ooredoo nelpon Rp 1/detik. Telkomsel? Gak mungkin." Bahkan tak hanya satu promotor yang melakukan pencatutan. Promotor lain memegang spanduk dengan tulisan, "Saya sudah buktikan nelpon ke Telkomsel Rp 1 /detik." Tentu, kalimat tersebut dapat ditafsirkan oleh siapa saja bahwa Indosat Ooredoo menginginkan posisinya lebih superior ketimbang Telkomsel.

Reaksi keras terhadap perbuatan promotor Indosat Ooredoo ternyata tak datang dari Telkomsel. Pasalnya, netizen bergerak melalui jejaring sosial untuk mempertanyakan kebijakan Indosat Ooredoo sehingga sampai hati menyatakan hal tersebut. Parahnya lagi, hal ini sudah sampai ke telinga Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia.

Bahkan menurut sumber yang sama, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) akan memanggil Indosat untuk meminta penjelasan terkait spanduk yang terang-terangan menyindir tarif operator lain, Telkomsel. Anggota BRTI Bidang Hukum, I Ketut Prihadi Kresna berpendapat bahwa spanduk tersebut tidak etis untuk digunakan.

Ketut menambahkan apabila hal tersebut termasuk kategori iklan, maka Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) bisa menegur atau menghimbau si pembuat iklan. Intinya, jika hal tadi adalah iklan, maka iklan tidak etis jika berusaha menjatuhkan kompetitornya, apalagi dengan menyebut nama pesaingnya langsung.

Sebagai bahan informasi, Begawei mendapati informasi bahwa BRTI memiliki kewenangan menerbitkan izin operator seluler. Itu artinya, jika memang Indosat terbukti bersalah dan melakukannya secara fatal, bukan tak mungkin perusahaan yang baru dicaplok tersebut akan bermasalah pada izinnya. Baca juga Penggabungan Nama Indosat dan Ooredoo, Jadi Lebih Baik dan Indosat Ooredoo Mulai Terang-terangan Bandingkan Tarif dengan Kompetitor.

Simpang Siur Nasib Nokia Terjawab

Posted: 18 Jun 2016 02:23 AM PDT

Nokia Mantabkan Hati Kembali Pada Bakatnya – Setelah kehancurannya bersaing pada era ponsel pintar, Nokia yang berada di bawah komando Microsoft banyak menerima pemberitaan yang kurang jelas. Pasalnya, memang secara produk Nokia di akhir-akhir napasnya terakhir terlihat tak terlalu beken ketimbang merek-merek terkenal lainnya. Sebut saja ponsel Nokia X yang mengusung setengah hati Android rasa Windows gagal melesat di pasaran.

simpang siur nasib nokia terjawab

Parahnya lagi, jika melihat kiprahnya di bawah Microsoft, Nokia tak tampak menjadi semakin baik. Hal ini dibuktikan dengan perilaku Microsoft yang malah membesut branding sendiri tanpa menggunakan embel-embel Nokia. padahal, asumsi awal yang dilakukan Microsoft dalam merekrut Nokia berada di bawah ketiaknya adalah mendorong branding telepon pintar melawan dominasi Android dan iOS yang akhirnya harus menelan pil pahit untuk kesekian kalinya.

Bahkan terakhir Nokia sempat diberitakan akan menghentikan lini produknya. Penjelasan lebih lengkapnya, Nokia tak akan lagi melakukan produksi atas kuasanya sendiri melainkan menggunakan sistem melempar proyek dengan melisensikan branding Nokia pada produk-produk tersebut. Hal ini tentunya menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi semua pecinta Nokia di dunia.

Namun kali ini klarifikasi datang dari Ripudaman Lamba sebagai Head of Customer Team Nokia Networks. Dilansir dari Okezone (18/6/2016), Ripudaman menyatakan bahwa Nokia akan kembali pada bakatnya untuk membuat ponsel. Hal ini terbilang cukup melegakan bagi para pecinta Nokia. Apalagi, Ripudaman menyatakan dengan lantang bahwa kali ini Nokia akan fokus untuk menggarap pasar telepon pintar dan tablet.

Untuk menggapai mimpinya, Nokia dikabarkan telah menggandeng vendor Global untuk membuat produknya tersebut. Tersebut Foxconn akan menjadi vendor yang akan mendampingi Nokia dalam peperangan gadget tahap selanjutnya. Foxconn sendiri akan bertindak sebagai manufacture sedangkan untuk urusan distribusi Nokia masih enggan memberikan informasi apapun.

Sayangnya, Nokia masih belum dapat memberikan kepastian apakah ponsel buatannya nanti akan ditargetkan ke Indonesia. Namun, jika melihat sedikit ke belakang, ponsel bisnis seri N Nokia terdahulu bahkan diluncurkan ke Indonesia karena memiliki pasar yang baik atas teknologi. Hal nii dapat menjadi indikasi ke depan walaupun tidak mutlak akan kiprah Nokia di Indonesia. Baca juga Nokia Banting Stir ke VR dan Nokia Tengah Susun Rencana untuk Kembali Ramaikan Persiangan Gadget.

Opera Raja Browser Cepat

Posted: 18 Jun 2016 02:08 AM PDT

Pertandingan Browser Tercepat Dimotori Opera – Jika melihat sejarah kemucnulan browser, sebenarnya sedikit banyak tak akan lepas dari kerja Microsoft pada Internet Explorernya. Pasalnya, penciptaan browser dengan konsep tampilan tatap muka yang dapat dinikmati saat ini punya inti yang dibuat oleh Microsoft. Jika pada masa lampau putusan pengadilan tidak memerintahkan Microsoft untuk melepas sumber kode programnya, bukan tak mungkin hanya ada Internet Explorer yang akan menghiasi pengalaman surfing pecinta dunia maya saat ini.

opera raja browser cepat

Setelah kode sumber program dibuka, Mozilla Firefox memang tampil pertama kali untuk menyediakan pengalaman yang berbeda. Disusul beberapa developer lainnya, dan terakhir Chrome dari Google. Namun nampaknya perkembangan browser tak berhenti sampai disitu. Pasalnya Opera juga bermain dalam pasar browser, mungkin pada segmen yang lebih kecil lantaran terkenal sebagai jagoan browser mobile via Opera Mini.

Kecanggihan Opera Mini tak kunjung usai hingga akhirnya Opera terpaksa sedikit tenggelam setelah kemunculan Android. Pasalnya, munculnya sistem terbuka yang menyediakan komunitas meluas dari Android menerbitkan developer-developer handal macam UC yang menjadi saingan telak Opera untuk segmen mininya. Kali ini Opera dikabarkan tak mau kalah dengan browser lainnya.

Pasalnya, Opera telah memasang fitur untuk mempercepat proses memuat laman internet bagi para pengguna. Setelah konsep VPN yang digunkaan untuk kompresi data bisa dibilang sukses besar, kali ini Opera dikabarkan memasang fitur Adblocker secara default. Fitur ini akan setia memburu iklan untuk dicegah tampil pada laman yang diakses.

Hal ini sebenarnya berawal dari pemikiran bahwa sedikit banyak iklan yang ditonton oleh pengguna dalam laman yang diaksesnya akan mengambil pasokan data dan bandwith yang tersedia. Alhasil, dengan peniadaan iklan untuk diakses maka bandwith dan kuota data hanya akan fokus untuk mengakses laman internet saja.

Ternyata, hal ini terbukti dari tataran praktik secara signifikan. Dilansir dari Okezone (18/6/2016), Opera terbaru mampu memuat laman secepat 4.3 detik saja. Sedangkan Chrome sebagai andalan Google lebih lambat di 4.9 detik saja. Menariknya, browser yang memang punya jargon anti iklan seperti Adblocker Browser, ternyata malah memiliki akses yang lebih lambat di 7.7 detik. Dari hasil informasi tersebut, dapat dikatakan bahwa Opera telah kembali menduduki kembali kursi raja browser. Baca juga Opera Lahirkan Fitur Baru Hemat Daya dan Nikmati Aplikasi VPN Gratis Opera di iPhone dan iPad.

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...