PROMO SANDISK :

PROMO SANDISK :
Flash Drive Android

Harga HP

Selasa, 17 Januari 2017

Info Gadget Terbaru Dari Tech In Asia

Info Gadget Terbaru Dari Tech In Asia


Blue Ocean dan Mendengarkan Konsumen, Senjata Potensial Nintendo Switch

Posted: 17 Jan 2017 03:30 AM PST

Pada hari Jumat, 13 Januari 2017, jutaan mata kembali tertuju pada pengumuman console baru Nintendo, Nintendo Switch yang akan dijual di pasaran pada 3 Maret mendatang. Console game rumahan terbaru dari perusahaan asal Kyoto, Jepang ini hadir membawakan mesin game yang terasa sangat “Nintendo” sekali, terutama dari segi keunikan yang lagi-lagi tidak mengutamakan ketangguhan hardware.

Meski kalimat sukses terkesan terlalu dini untuk diberikan, namun Nintendo Switch memiliki beberapa hal yang membuatnya berpotensi lebih baik dibandingkan Wii U, console game milik Nintendo sebelumnya. Apa saja? Berikut analisisnya.


Inovasi kontrol yang diperlukan pengalaman gaming di luar ruangan

Switch | Photo

Jika dibandingkan dengan dua kompetitor lainnya, strategi Nintendo dalam industri console sepanjang satu dekade belakangan ini tergolong menarik. Di saat Sony dan Microsoft berlomba-lomba menghadirkan console dengan spesifikasi mesin yang mengutamakan kecanggihan teknologi, perusahaan asal Kyoto, Jepang ini justru “bermain” di luar tren dengan membuat pasar mereka sendiri.

Strategi yang diambil Nintendo ini dikenal dengan istilah Blue Ocean Strategy. Lewat strategi yang mereka terapkan sejak console Wii ini, Nintendo sengaja tidak berkompetisi di pasar yang sudah memiliki saingan yang berat. Mereka justru berfokus membuat hal baru dan menguasai pasar yang belum ada saingannya.

Wii | Photo

Kasus keberhasilan serupa juga bisa ditemui dari kesuksesan mesin handheld milik Nintendo mulai dari Game Boy hingga Nintendo 3DS. Intinya berbicara soal Nintendo, produk buatan mereka tak pernah jauh dari kata unik dan berani tampil berbeda.

Namun, dalam tujuh tahun terakhir, perkembangan smartphone dan tablet seolah menjadi kompetitor baru bagi Nintendo. Proses adopsi perangkat mobile yang demikian cepat dan perkembangan grafis game mobile yang makin canggih membuat Nintendo perlu memikirkan cara agar mereka tetap relevan. Dengan Nintendo Switch, mereka mencoba melakukan inovasi dari segi mobilitas bermain game console di luar rumah.

Switch Detail | Screenshot

Melihat konsep bermain game dengan kualitas console rumahan yang dijanjikan Switch membuat saya teringat dengan Nvidia Shield, mesin gaming Android buatan Nvidia yang sayangnya kurang mendapatkan respons bagus dari pasar. Bedanya, dengan dukungan game berkualitas Nintendo, Switch setidaknya terlihat lebih menarik untuk dimiliki dibandingkan Nvidia Shield.

Meskipun bisa dimainkan jauh dari layar TV, bukan berarti Switch akan menjadi mesin game hibrida yang akan melahap pasar handheld yang didominasi oleh Nintendo sendiri. Karena dalam pengumumannya kemarin, Nintendo secara jelas menyebut Switch sebagai console yang memiliki mobilitas tinggi serta pengalaman bermain yang tak kalah dibandingkan console rumahan.

Selain grafis, nilai jual lain yang bisa dilihat dari Switch adalah keberadaan gamepad miliknya yang unik. Walau terkesan gimmick, namun keberadaan sensor di setiap bagian gamepad JoyCon bisa dimanfaatkan untuk menghadirkan pengalaman bermain yang terkesan eksperimental.

Hal tersebut mereka buktikan lewat presentasi 1, 2, Switch yang akan dijual sebagai bagian dari peluncuran console ini di bulan Maret mendatang. Dengan JoyCon, gamer bisa terlibat dalam aktivitas bermain yang nyeleneh dan belum pernah ada ditemukan di platform gaming lainnya.


Sebagai ruang bagi Nintendo untuk lebih mempromosikan game indie

Switch | Photo 3

Dengan teknologi yang dimilikinya sekarang, kunci dari keberhasilan Switch adalah bagaimana upaya Nintendo untuk menggandeng developer supaya mau merilis game buatan mereka di platform ini. Terutama developer indie.

Upaya mendekati developer indie sebelumnya juga dilakukan oleh Nintendo untuk platform Wii U lewat program Nindies (singkatan Nintendo Indies). Sayangnya hal ini terlihat kurang begitu dimaksimalkan secara baik, terutama dari sisi marketing. 

Jika kamu menyempatkan diri untuk melihat eShop milik Nintendo, kamu bisa melihat kurangnya upaya yang diberikan dari sisi marketing karena etalase dan banner di bagian sub kategori eShop lebih banyak didominasi game buatan Nintendo sendiri dibandingkan game lain.

Nintendo Marketing | Screenshot

Nintendo perlu upaya lebih untuk mempromosikan game buatan developer kecil yang muncul di sistem buatan mereka.

Model pencarian judul di Wii U eShop sendiri juga bukanlah pengalaman yang intuitif karena bentuk desainnya yang kaku juga menyulitkan proses pencarian game buatan developer kecil. Melihat daftar game indie yang ada, Nintendo perlu sekali menggaet developer kecil seperti Vlambeer, Ustwo, Supergiant Games, Heartmachine dan lain-lain lalu mempertimbangkan kurasi untuk menjaga kualitas game indie yang masuk di eShop.

Dengan dukungan software yang beragam, tentunya akan semakin banyak orang yang bisa terpikat untuk membeli Nintendo Switch. Entah untuk menikmati game first party berkualitas buatan Nintendo atau bermain game indie maupun AAA lainnya.


Pembuktian untuk melepas “kekolotan” Nintendo

No More Region Lock | Screenshot

Nintendo dikenal memiliki kebijakan yang kaku dan merepotkan para pemainnya, mulai dari region lock hingga fitur online dengan fungsionalitas yang serba terbatas.

Kekurangan ini bahkan berlanjut di game mobile mereka, Super Mario Run yang dirilis akhir 2016 lalu. Untuk menambahkan teman saja, kamu bahkan perlu memasukkan Friend Code yang cukup panjang dan merepotkan.

3DS Friend Code | Screenshot

Keberadaan friend code perlu dihapus dari fitur online Nintendo Switch

Kebijakan Nintendo yang terkesan kolot untungnya jadi sedikit lebih luwes saat mereka memperkenalkan Switch. Dengan ditiadakannya region lock, konsumen Nintendo Switch bisa memainkan game dari region mana pun tanpa perlu membeli Switch region yang sama.

Ketiadaan region lock ini juga diikuti fitur lain seperti keberadaan tombol Share uang memudahkan pemain berbagi screenshot ke media sosial. Tak hanya itu saja, Nintendo juga membuat aplikasi mobile untuk sistem pengawasan game bagi orang tua. Detail mengenai aplikasi ini bahkan dijabarkan secara apik lewat video tutorial yang memperlihatkan Bowser, karakter antagonis dari Super Mario Bros.

Sayangnya di samping menghadirkan beberapa hal baru, Nintendo juga melakukan pengurangan fitur yang sebetulnya diharapkan bisa tampil lebih baik lagi di Nintendo Switch.

Fitur tersebut adalah Miiverse yang selama ini menjadi forum dan halaman profil bagi pemain yang terdaftar di layanan online Nintendo Network. Dikutip dari Ubergizmo, Nintendo tidak akan menyertakan fitur ini dan sebagai gantinya, tombol Share akan difungsikan pada layanan media sosial lain di luar sana.

Switch | Photo 2

Selain itu, Nintendo juga tidak menyertakan fitur Streetpass dengan alasan Switch merupakan console game rumahan dan bukan mesin game portabel seperti 3DS. Hal ini cukup disayangkan, mengingat Streetpass bisa menjadi gimmick yang cukup menjual sisi mobilitas Nintendo Switch.


Itulah tadi beberapa pendapat penulis yang bisa menjadi penentu keberhasilan Nintendo Switch saat dirilis Maret 2017 mendatang. Lewat keunggulannya sebagai hibrida game console dan juga handheld, Switch memiliki potensi untuk menjadi hit Nintendo berikutnya .

Sukses tidaknya console ini kembali lagi pada reaksi pasar, apakah mereka terbeli dengan keunikan yang ditawarkan Nintendo atau tidak? Sejauh ini respons pre-order Switch di pasaran sendiri cukup positif, meski tak sedikit pula yang keberatan dengan mahalnya harga jual periferal Switch dan kecewa saat mengetahui layanan game online Nintendo tak lagi gratis.

Sekarang kita hanya bisa menunggu (dan juga berdoa) semoga di Indonesia Nintendo Switch dijual dengan harga wajar dan tidak semahal mark-up harga NES Mini beberapa waktu lalu.

Bagaimana menurut kamu? Apakah kamu mempunyai asumsi atau analisis lainnya yang bisa menentukan keberhasilan Nintendo Switch? Silakan tuliskan pendapat kamu melalui kolom komentar.

(Diedit oleh Mohammad Fahmi)

The post Blue Ocean dan Mendengarkan Konsumen, Senjata Potensial Nintendo Switch appeared first on Tech in Asia Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...